Greensasa

Coretan Tanpa Batas Dari Seorang Perempuan Biasa Yang Ingin Berbagi Tentang Hidup Bagi Siapa Saja Yang Berminat Membacanya....

Tuesday, October 26, 2010

Karimun Jawa!!! Pulau Nan Indah Dibalik Pesisir!!! (Part 1)

Holaaa temannn… Tanggal 15 oktober 2010 kemarin saya dan 3 orang teman mengadakan habis jalan-jalan ke karimun jawa lhooo (jangan mupeng yaaa), tempatnya asyikk banget. 3 orang teman saya itu adalah Shashie, Rara Dan Doni. Rara dan Doni teman 1 fakultasnya Shashie, jadi baru saat perjalanan itu saya dan mereka saling kenal. Kalian pasti akan bilang “mana oleh-olehnya???” Nah ini dia oleh-oleh saya. Saya akan bagi cerita pengalaman saya selama perjalanan dari Yogyakarta sampai di Karimun Jawa, dengan berbagai informasi yang mungkin dibutuhkan bagi kalian yang membacanya. Semoga bermanfaat ya teman-teman….

Tanggal 15 Oktober 2010

Jam 12 siang kami sudah berkumpul nih dikost saya dan shashie. Tepat pukul setengah 1 lebih sedikit kami berempat berangkat menuju shelter trans jogja dijanti dengan jalan kaki, karena shelter tersebut dekat dengan kost kami berdua. Tepat pukul 1 siang kami naik ke dalam trans dengan jalur 3A, lalu transit di terminal condong catur dan lanjut dengan jalur 2A menuju terminal jombor. Waktu lagi berpihak dengan kami, bus patas yang akan kami tumpangi masih standby di terminal. Kami turun dengan sedikit berlari kecil menuju agent bus nusantara karena hujan rintik-rintik yang turun saat itu (pasti kalian bayangin adegan india di film-film kan, erghh tidakkk bukan seperti itu…. *berusaha ngapus bayangan kalian*). Beruntungnya kami tidak perlu menunggu lama saat sampai disana, pagawai agent bus tersebut mengatakan kalau bus akan berangkat 10 menit lagi. Setelah membayar Rp.35.000 untuk setiap orangnya, kami berlari kecil lagi menuju bus (serasa film kejar daku kau ku tangkap gak sih adegan ini?? hehehe), dan duduk manis didalam bus sampai bus berangkat dari terminal Jombor Jogja menuju terminal Terboyo Semarang. Saat itu saya duduk sederet dengan Shashie, dan Doni dengan Rara di depan kami. 

Mendung bergelayut di sepanjang perjalanan kami (ceileee bergelayut), dan akhirnya air hujan pun turun dengan derasnya saat kami masih berada di dalam perjalanan selama kurang lebih 3 jam. Sempat terjebak macet saat bus menuju terminal Terboyo, karena ternyata ada bus lain yang mogok di tengah belokan U dan sedang diusahakan untuk diderek dengan bus lainnya (masih 1 agent). Lagi-lagi kami beruntung, karena sampai di terminal Terboyo, hujan sudah tidak turun sama sekali. Saat itu tepat pukul 17.00 WIB, menunggu bus ekonomi ke Jepara, ujar kenek-kenek yang ada disekitar situ bus menuju jepara sudah tidak beroperasi lagi jam segitu. Kami bertanya dengan penumpang lain dan mereka berkata masih ada tapi selalu penuh. Bolak balik kami dioper oleh kenek. “ouhh bus menuju Jepara didepan sana” saat sudah ke depan dan nanya lagi “ouhh dibelakang sana”. Oke, kami putuskan untuk duduk saja sambil menunggu sebentar, dan alhasil ada seorang kenek yang beteriak memanggil kami. “jeporo, jeporo, itu bus jeporo. Ayo toh cepet!” Kami pun langsung lari cepet-cepet tapi terlambat, karena terlalu banyak penumpang yang berebut dengan kami. Rara dan Shashie beruntung bisa mendapatkan kursi di depan tepat sebelah supir bus tersebut, saya duduk diatas mesin dengan alas kursi seadanya, bayangin donggg panasnyaaa tak terkira dan pegel euy kaki tapi tetap menyenangkan. Sedangkan Doni berdiri cukup lama dan berdesak-desakan dengan penumpang lain dibelakang. Bus ekonomi tersebut nampaknya memang menjadi idola bagi penumpang-penumpang yang ingin kembali pulang atau berangkat menuju Jepara. Dalam bus itu penuh penumpang berdesak-desakan, panas bercampur bau badan dan lain sebagainya. Setiap bus ekonomi menuju Jepara benar-benar unik menurut saya, karena di dalam bus ada seperangkat televisi lengkap dengan dvd player, yang menyajikan lagu-lagu dangdut dengan goyangan yang aduhai (pasti seneng deh yang cowok-cowok). Saya yang duduk tepat di depan sedikit dibawah televisi tersebut jadi terperangah dan tertawa geli dalam hati karena tarian-tarian erotis dari penyanyi dengan suara yang bisa saya bilang bagusan inul kemana-mana deh (serius) hehehe. Dibelakang bus ditulis “full music, tv, dan dvd”  itu tandanya kita harus siap mendengar lagu dangdut dengan suara pas-pasan dan tarian erotis yang disajikan selama perjalanan kurang lebih 2 jam dengan membayar Rp.10.000 menuju Jepara dari terminal Terboyo Semarang. Supir bus membawa bus dengan laju. Saat kurang lebih hampir satu jam perjalanan, mata saya membaca gapura bertuliskan “Demak Kota Wali”. Nggak nyangka ternyata saya melewati kota Demak dulu sebelum menuju Jepara (ini seriusan gak nyangka lho, bukan edisi lebay hehehe). Dalam hati saya berucap syukur. Demak kota awal mula agama islam disebarkan (seingat saya sih, kalau salah tolong ralat ya teman). Satu-persatu penumpang mulai turun, sampai mendekati dan memasuki kota Jepara para penumpang makin berkurang. Akhirnya supir bus bertanya pada Rara dan Shashie yang duduk di sebelah supir tersebut “mau kemana mba?”. Rara pun menjawab “mau ke karimun pak. Oia pak, kalo ke pelabuhan jepara naek becak itu berapa ya pak? Terus masih ada gak ya?”. Sembari menyetir, beliau menjawab “kalo becak paling Rp.5.000 mba satu orang, jadi satu becak ya Rp.10.000. Kalau jam segini sih sudah jarang becak dialun-alun mba.” Saat itu sudah pukul 19.00 WIB kurang sedikit. “kira-kira bisa nginap di pelabuhan nggak sih pak?” Tanya Rara lagi. Masih sembari menyetir si supir yang sedikit gempal itu menjawab “boleh aja sih mba, tapi bagusnya nginep di mess Undip aja. Nanti tanya sama kenek itu aja, ntar saya gantian nyupir kok.” Rara dan Shashie mengangguk-angguk, saya yang duduk dibelakang mereka hanya memperhatikan sambil sesekali menengok keatas melihat televisi yang masih menyajikan lagu dangdut itu. Bus berhenti sebentar, berganti supir yang dimaksud oleh supir sebelumnya. “gimana mba?” Tanya supir itu saat sudah duduk dibalik kemudinya. “kami mau ke pelabuhan pak. Enaknya gimana ya?” supir itu menoleh sekilas. “ouh mau ke Karimun ya?” Rara mengangguk. “naek becak terus minta diantar ke mess Undip aja, biasanya yang mau ke Karimun sukanya nginap disana, gratis kok mba.” Tuinggg mendengar kata gratis telinga kami bertiga langsung berdiri, Doni masih duduk manis dibelakang (akhinya dia dapat tempat duduk setelah lebih dari setengah perjalanan). “masa gratis sih pak, gak bayar sama sekali ya?” Tanya Rara lagi. “biasanya memang gitu mba, paling bayar Rp.20.000 buat rame-rame” jawab si supir yang kali ini berbadan kurus. Seorang ibu yang duduk dibelakang supir tersebut nampaknya memperhatikan obrolan Rara dan si supir, akhirnya beliau pun angkat bicara “yowes mending kowe wae sing anterin dari pada naek becak, bayar Rp.20.000 sama wae toh.” Si supir yang dianjurkan langsung menawarkan pada kami. “iya mba, gitu aja gimana? Tambah Rp.20.000 nanti saya anterin sampai di messnya dari pada bingung toh. Gratis kok mba.” Rara memanggil Doni, lalu kami berdiskusi sebentar dan sepakat untuk menerima tawaran supir tersebut. 

Kota Jepara merupakan kota yang kecil, pemenang adipura tapi karena malam hari saya belum bisa melihat dengan jelas kota tersebut. Kami diantar sampai depan mess undip, sedikit tidak yakin tapi tetap ingin mencoba. Kami pun masuk dan mulai bertanya dengan salah seorang bapak yang rumahnya terbuka, tetapi sebelumnya kami bertemu dengan dua orang pria yang tinggal disebelah mess bapak yang kami tuju. Kami bertanya sebentar pada kedua pria tersebut, lalu berjalan kesebelah rumah tersebut dan bertanya pada keluarga disitu bagaimana kalau ingin menginap di mess tersebut karena kemalaman. Bapak tersebut menjawab “waduh kuncinya dibawa sampa pak …. (saya lupa nama bpk tersebut). Lagi nggak ada sama saya tuh dek. Kalau mau nginap ya nggak pa-pa tapi mau apa tidur di aula situ” ujar si bapak sambil menunjuk aula depan rumahnya. “ada kamar mandinya juga kok disitu dek.” Shashie langsung bertanya “tapi nggak pa-pa ya pak kami nginap disini?” si bapak menjawab lagi “ya nggak pa-pa tapi nginap diluar gitu, gimana?” kami serempak menjawab “ya nggak pa-pa pa… syukur-syukur ada tempat, itu aja sudah lumayan tuh pak.” Dengan senyum lebar si bapak kembali menjawab “ya nggak pa-pa dek, silahkan aja.” Setelah mendapat ijin kami berjalan sedikit menuju aula, melihat-lihat tempat yang kami akan pakai buat menginap malam itu. Entah keberuntungan lagi berpihak atau tidak yang pasti kami selalu merasa beruntung hari itu, karena dua pria yang disebelah mess bapak itu menawarkan untuk menginap bersama mereka di mess mereka saja karena mereka hanya berdua dan kamar mereka masih ada 2 yang kosong, mereka juga besok berencana untuk ke Karimun Jawa. Syukur pada Tuhan banget, kami malam itu dapat dua orang teman baru, mereka mahasiswa Undip Fakultas Perikanan yang akan melaukan penelitian teripang untuk tugas akhir mereka. Nama mereka adalah Deddy dan Tony (halooo deddy dan tony) setiap dua minggu sekali mereka menuju Karimun Jawa untuk melihat hasil penelitian teripang mereka. Malam itu kami menaruh semua barang di dalam satu kamar lalu berdiskusi sebentar akan makan dimana, teman baru kami mengajak untuk makan di satu tempat seperti festival kuliner yang menjual berbagai makanan dan ada juga yang menjual pakaian, sandal, dll layaknya Malioboro kalau di Jogja. Kami dipanggilkan becak, dengan harga Rp.25.000 untuk saya, Shashie dan Rara bolak-balik ke tempat tersebut dan kembali ke mess. Sedangkan Doni gonceng tiga dengan Deddy dan Tony naek motor. Malam itu saya makan lontong tahu dengan harga Rp.6.500 sudah dengan minum, dan rasanya enakkk sekaliii (pengaruh laper juga kali yak arena belum makan sampai tiba di Jepara)… Shashie memesan nasi cingur, dan enak juga katanya, harganya Rp.7.000 sudah dengan minum juga (masih termasuk murah bukan). Tempat makan itu berada dibawah tenda besar, tendanya unik karena melengkung dan berwarna putih. Selesai makan kami kembali ke mess, sepanjang perjalanan tidak ada kendaraan yang ngebut dan lain sebagainya. Jepara kota yang sangat tenang, dan adem. Sampai di mess kami menginap, kami langsung mengantri mandi dan setelah mandi saya langsung tertidur pulas. Sujud syukurku, pertama kali menginjakkan kaki di Jepara. Terima Kasih Tuhanku.


Lanjut Ke Part 2 Ya.....



~sasa~

No comments:

Post a Comment