Postingan saya kali ini tentang surat. Lho kok surat?? Jadi kemarin saya sempat ikutan project yang temanya tentang mengucapkan terima kasih untuk Papa dan akan dijadikan satu buku yang hasil penjualannya akan disumbangkan. Nah ini dia surat saya itu.
"Halo Pa, mungkin agak aneh harus mengirimkan surat ini padamu. Padahal setiap hari kita bertemu, tetapi lewat surat inilah aku bisa mengungkapkan berbagai perasaanku padamu. Papa, bagiku adalah sandaranku. Papa bagiku kau dan mama adalah penuntun jalanku. Saat aku merasa lemah, saat aku merasa tidak kuat menjalani cobaan yang didepanku, kau orang pertama yang berkata aku bisa melewatinya. Meski kadang kita sering bertentangan pendapat, tetapi dari situ kita dapat saling mengerti dan menghargai pendapat kita masing-masing. Dari papa juga aku belajar menjadi perempuan yang kuat dan percaya diri dengan segala yang aku miliki. Selama 18 tahun Papa selalu berada disampingku, sampai akhirnya kita harus berpisah karena aku melanjutkan studiku keluar kota. Itu pertama kalinya aku harus berpisah jauh dengan keluarga, dan itu saat pertama kalinya aku melihat Papa menangis melihat aku naik ke atas pesawat yang membawaku menuju kota Jogja. Papa, mungkin memang kau tidak mampu menangis dihadapanku dan mecoba menutupinya dariku agar aku tidak merasa sedih, tetapi aku melihatnya walau tak kau sadari. Kebanggaan untukku adalah saat melihat Papa menangis karenaku. Begitu berharganya aku dimatamu sampai kau harus meneteskan air matamu.
Papa, orang yang selalu berkata “ya” saat aku meminta apa yang aku inginkan. Papa orang yang selalu berkata “pasti bisa” saat aku merasa tidak dapat melakukan hal yang sama sekali tidak ku ketahui. Walau terkadang kau hanya duduk diam sambil mencabut janggut kecil di dagumu saat kita duduk menonton televisi, aku tahu kau memperhatikan aku dan adik-adik. Kau orang pertama yang dapat menjamin, aku aman jika berada disampingmu. Saat aku ingin diceburkan ke dalam kolam oleh teman-temanku saat acara wisudaku, kau orang pertama yang berkata “jangan”, dan akhirnya aku aman tanpa basah-basahan. Papa, aku ingat saat kau membelikan aku boneka doraemon karena aku mempunyai nilai yang bagus saat aku disekolah dasar. Bukan karena aku memiliki nilai bagus saja tetapi kau ingin membuat aku bahagia.
Papa, mungkin kau tidak pernah tahu betapa aku begitu menyayangimu. Aku selalu menangis dan menetskan air mata saat mendengar lagu “I love you daddy” dan “Terbaik Untukmu (Ayah)” saat aku berada di kota Jogja. Saat kau menelpon dan mengatakan “Papa kangen, kakak nggak kangen Papa?” dan aku hanya menjawab dengan tawa dan hanya berkata “iya”, walau sejujurnya aku begitu merindukan Papa. Tapi aku tidak ingin membuatmu begitu khawatir atau makin sedih hanya karenaku. Aku mungkin banyak melakukan kesalahan atau membuatmu bersedih, dan tidak pernah sedikit pun terlontar kata maaf dari mulutku atas kesalahan yang telah kubuat. Papa selalu memaafkan aku tanpa aku memintanya. Papa selalu mengerti aku, walau kadang aku tidak mau mengerti mau Papa padaku. Papa, orang yang menjamin aku tidak kelaparan selama aku studi diluar kota walau mungkin dirumah mungkin Papa tidak makan. Papa yang menjamin aku menjadi anak yang pintar hingga memperoleh gelar sarjana. Semua karena Papa.
Papa begitu banyak yang kau berikan padaku, tetapi aku terlalu angkuh dan gengsi mengucapkan kata Terima Kasih untukmu. Bukan karena aku tak ingin, tetapi aku tidak tahu bagaimana mengatakannya dan aku juga terlalu malu untuk mengucapkannya, karena aku belum bisa memberikan yang terbaik untukmu. Begitu banyak harapanmu padaku, karena Papa yakin aku suatu saat bisa menjadi seperti yang kau inginkan. Papa, lewat surat ini, ingin kukatakan padamu bahwa aku begitu menyayangimu, sangat membanggakanmu, dan setulus hati aku ucapkan Terima Kasih untuk semua yang terbaik yang kau berikan untukku. Aku bukan siapa-siapa tanpamu Papa. Kau pahlawanku… Terima Kasih…..."
Jujur mungkin agak susah ya kita ngungkapin perasaan terima kasih kita sama Papa, karena banyak alasan dari diri kita. Jadi sebelum terlambat, apa pun bentuknya ucapkanlah terima kasih pada Papa kita. Mungkin Papa saya tidak akan tahu saya pernah menulis surat ini dan dibaca oleh banyak orang, tetapi menurut saya paling tidak saya telah sempat menulis dan menyimpan sebuah surat ucapan terima kasih pada Papa yang dibaca oleh banyak orang. Jadi tidak hanya sekedar kata terima kasih yang akhirnya hilang begitu saja dikemudian hari. Well, terima kasih juga sudah membacanya.... Salam....
~Sasa~