Greensasa

Coretan Tanpa Batas Dari Seorang Perempuan Biasa Yang Ingin Berbagi Tentang Hidup Bagi Siapa Saja Yang Berminat Membacanya....

Tuesday, February 1, 2011

Adik-Adik Pengungsilah Juaranya

Hola para pembaca setia, hedew serasa ada yang baca aja ini blog (ya pasti ada aja lah ya, amiennnn kalau ada). well, lama saya nggak menulis di catatan kecil saya ini. banyak sebabnya sih, pertama sibuk jadi relawan di pengungsian gunung merapi (taelahhh relawan, gaya ye), kedua sibuk packing-packing buat pindah kota (sekedar info, saat saya menulis ini saya sudah tidak di jogja lagi), ketiga saya lupa alamat password dan email saya (dan info lagi, hari ini saya baru inget dan langsung ngeblog lagi). pasti deh bakal bilang okelah alasan pertama dan kedua masuk akal, tapi alasan ketiga nggak banget deh sa! benerrr banget, emank alasan ketiga saya nggak banget, dan saya akui itu. saya sendiri saja heran, kok bisa ya lupa sama alamat email dan password blog saya sendiri padahal sudah sering saya ngeblog. ya mungkin pengaruh usia dan banyak yang dipikirin kali ya. efeknya jadi ya begitu deh, pikun (eh ngaku lagi). 

Uhm... curcol (curhat colongan) urusan pikun sampai situ dulu aja kali ya, lanjut cerita yang lain boleh kan ya... (harus boleh, maksa). sebenarnya banyak sih yang mau diceritain tapi satu-satu dulu aja ya. saya mau berbagi cerita tentang menjadi relawan saat bencana gunung merapi a.k.a gunung merapi meletus. jujur ini pengalaman kedua saya dengan bencana yang cukup besar yang saya rasakan di kota yogya. pengalaman pertama saya waktu gempa bumi tahun 2006, yang sempat buat saya dag dig dug nggak jelas selama masih ada gempa-gempa susulan. dari situ juga saya punya pengalaman harus bertindak seperti apa saat ada bencana datang, dan itu saya praktekan di pengalaman kedua saya saat merapi meletus tahun 2010 kemarin. waktu gempa bumi 2006 saya benar-benar tidak tahu harus ngapain dan berbuat apa, dan akhirnya memilih pulang ke samarinda sedangkan hati saya malah menjadi tidak tenang. dengan kata lain bertentangan dengan nurani saya. di pengalaman kedua saya ini, saya menjadi lebih tenang dan akhirnya malah ngotot untuk tetap tinggal di kota Yogya walaupun semua keluarga, teman dan kerabat menyuruh dan meminta saya untuk pulang ke samarinda sampai merapi benar-benar reda. tetapi dari pengalaman pertama saya, saya belajar untuk mengikuti apa kata hati saya. saya tetap bertahan dan malah ingin ikut ambil bagian menjadi relawan bagi para pengungsi. 

Beberapa hari mencari dan melihat keadaan akhirnya dapat juga teman dan lokasi yang dijadikan tempat buat saya dan teman-teman lain berbagi tenaga dan dana yang kami miliki. sebagian besar dana yang kami peroleh dari teman-teman komunitas di koprol (kopijos, sikodok, komic, robokops,dll) maaf kalau ada yang tidak disebutkan (ingat cerita diawal saya, saya pikunan). bantuan kami salurkan ke beberapa titik di yogya dan magelang. untuk area yogya, kami sering memfokuskan bantuan ke pengungsi kepuharjo yang kemudian dipindahkan ke balai desa sariharjo yang deket sekali dengan hyatt. di daerah magelang, kami ke salam dan (nah lho lupa dah saya), desanya sebelahan. di magelang ini sangat parah debunya, sedangkan pengsungsinya banyak yang tidak menggunakan masker. fokus bantuan saya dan teman-teman lebih kepada anak-anak, karena mereka yang kadang kurang diperhatikan dan rasa trauman mereka terhadap sebuah bencana yang menimpa mereka masih sangat kuat dalam ingatan mereka dan berdampak besar bagi mereka. 

Beberapa minggu saya dan teman-teman menjadi relawan di desa sariharjo. sampai pada akhirnya kami mengajak adik-adik disana untuk berangkat menuju taman pintar. mengenal berbagai pengetahuan yang ada dan melihat-lihat hal-hal baru yang mungkin belum pernah mereka lihat. tujuan kami adalah menghibur mereka walau sejenak.
melihat mereka tersenyum dan tertawa lepas itu sudah menjadi penghiburan dan pelepas rasa lelah saya dan teman-teman. kebahagian mereka itulah yang ingin kami berikan. walaupun kadang mereka suka usil tapi itulah anak-anak, bukankah kita dulu juga seperti mereka? menarik mengenal mereka lebih dekat, karena sebenarnya mereka tidak seusil yang mereka perlihatkan diawal. dalam hati mereka juga bersedih. ada seorang anak yang bercerita pada saya, bahwa sebenarnya dia sedih jika mengingat harus berpisah dengan teman-temannya yang entah sekarang ada dimana. mereka sedih mengingat rumah dan ternk mereka habis dilahap lahar. tetapi dari mereka juga saya belajar untuk dapat menerima apa pun keadaan dan cobaan yang Tuhan berikan untuk kita. tetap tersenyum walau sebenarnya sakit, tetap bertahan walau disekolah diolok karena harus memakai sendal dan baju bebas. semua mereka terima karena satu hal, hidup ini sementara dan Tuhan yang punya kuasa akan diri kita. masih syukur kita masih diberi nafas untuk tetap hidup, tak apalah harta benda raib, tak apalah ke sekolah hanya pakai sendal dan baju bebas. toh pada akhirnya akan terbukti, kepintaran bukan berasal dari pakaian yang kita pakai atau sepatu yang kita gunakan tetapi kepintaran berasal dari sberapa banyak ilmu yang dapat kita tampung dalam otak kecil kita. buat saya, adik-adik di pengungsian sudah menjadi juara buat saya. karena mereka mengajarkan saya banyak hal tanpa mereka sadari.

Benar-benar banyak sekali pelajaran dan pengalaman hidup yang dapat saya pelajari dari mereka, melihat ke diri saya sendiri. beruntung saya masih bisa tidur dengan nyaman, beruntung saya masih punya pakaian, beruntung saya masih bisa makan enak. benar-benar beruntung saya dapat mengenal mereka, dan tidak ada ruginya saya mengikuti apa kata hati nurani saya, karena nurani seseorang memang tidak pernah salah jika kita mau mendengarkan dengan seksama pa kata hati kita.
uhm... sudah panjang banget ya saya berbagi cerita, mungkin sampai disitu dulu cerita saya kali ini. next kita lanjut lagi. mungkin masih tentang relawa, atau malah tentang kepindahan saya.... ahhhh masih banyak waktu kan. untuk terus berbagi cerita dan membaca cerita-cerita saya selanjutnya... terima kasih sudah membaca.... salam....

Ini beberapa foto yang  dipotret oleh beberapa orang teman.


Pembagian Susu Dan Buku Tulis

Berbagi Senyum Untuk Merapi


~sasa~

No comments:

Post a Comment