Ini dia part kedua dari perjalanan saya... silahkan melanjutkan bacanya temannn hehehe ;p
Tanggal 16 Oktober 2010
Paginya kami kebelakang mess yang letaknya dekat sekali dengan pelabuhan dan dibelakang mess tersebut langsung bersentuhan dengan laut. Kami bisa melihat ferry yang kami tumpangi nantinya. Setelah melihat keindahan pagi, mandi dan berkemas-kemas kami langsung menuju pelabuhan yang sebelumnya kami berempat harus meloncat pagar dulu agar bisa masuk menuju gerbang depan pelabuhan (alternative jalan biar gak memutar). Makan rawon di dekat pelabuhan sesuai saran Deddy dan Tony, dan benar harganya memang murah Rp.8.000 sudah dengan segelas teh hangat. Nama warung tersebut saya lupa, letaknya dekat sekali dengan pelabuhan sebelahan dengan loket tiket KMP Muria dan penjualnya sepasang suami istri. Istirnya gendut sedangkan suaminya setengah baya dengan kumis memutih yang tidak berjejer rapi tetapi murah senyum. Di warung itu juga kami pertama kali bertemu dengan Okta dan Ayu, yang ternyata ikut paket dari tempat yang sama dengan kami. Kami pamit duluan untuk naik ke atas kapal, disana kami bertemu lagi dengan Deddy dan Tony. Kami sudah mendapatkan tempat disebelah kanan nahkoda. Tempat strategis untuk para backpacker. Dari situ kita dapat tidur, main kartu, main uno dan melihat pemandangan. Nahkodanya juga nggak resek, mereka malah selalu mengingatkan kita supaya nggak mabuk dan ternyata kita memang nggak mabuk. Gimana mau mabuk setengah perjalanan kami tidur pulas, mungkin pengaruh dari antimo yang kami minum. Harga satu tiket kapal ferry adalah Rp. 30.000/orang tapi karena kami sudah mengikuti paket backpacker pada travel agent “karimunjawa islands info” yang saya peroleh dari jejaring sosial facebook dan kalian bisa banyak nanya-nanya dengan mas gadang untuk informasi lebih lanjutnya (hayooo mas Gadang dan mas Alex, saya bantu promosi nihhh hehehe). Harga paketnya Rp.350.000 sudah lengkap dengan tiket pp KMP Muria, penginapan, alat snorkeling 2 hari, kapal, dan makan 4 kali selama disana. Karena itulah kami berani berangkat ke Karimun Jawa. Puas tidur setengah perjalanan, satu-persatu kami mulai bangun. Saya langsung duduk manis diatas kursi sambil memandang birunya air laut. Shashie, Rara, Doni, Deddy dan Tony asik bermain kartu uno dan kartu remi. Keasyikan kami nampaknya menarik penumpang lainnya, mungkin karena ketawa kami yang bisa dibilang cukup besar saat itu. Setelah melewati lebih dari setengah perjalanan, perlahan-lahan muncul juga pulau yang ingin kami tuju. Dari kecil, lalu semakin besar, besar dan akhirnya terlihat jelas. Yeap… itu dia Karimun Jawa!! Saya memandang tanpa kedip, itu dia, itu pulau yang mau kami jelajah. Dari kejauhan sudah tampak hijau, hanya sisi kiri yang sedikit berwarna-warni karena dihuni oleh penduduk. Sisi kanan dan sebagian besarnya pulau itu berwarna hijau dengan hutan-hutan yang lebat disekitarnya.
Melihat saya tersenyum memandang pulau yang ada di depan saya, Rara bertanya. “Sudah kelihatan belum mba ?” saya menjawab singkat sambil menunjuk. “Tuh sudah didepan sana.” Sontak Rara langsung berdiri ikut melihat apa yang saya lihat dari tadi. “Ah iya sudah keliatan, asik sebentar lagi kita sampai mba.” saya hanya tersenyum. Setelah semakin dekat, kami mulai siap-siap untuk turun sambil melihat kapal bersandar dengan tepat di dermaga. Menurut saya, untuk dermaga sekecil itu, cukup banyak juga orang disana. Tak lupa saya menjepretnya, dan tak lupa juga kami minta tolong Tony untuk menjepret kami berempat saat masih diatas kapal. Senyum mengembang diwajah kami berempat, perjalanan panjang yang kami lalui akhirnya sampai juga ditempat yang kami tuju. Di dermaga, air lautnya jernih. Banyak terumbu karang disekitarnya. Ikan terlihat jelas berlenggak-lenggok di dalam air. Kami berempat turun perlahan-lahan bersama penumpang lain. Ponsel saya berbunyi, ada sms dari mas Alex (adek iparnya mas Gadang) yang akan mengurus kami selama di Karimun Jawa. Dia mengatakan kalau tidak bisa menjemput kami, dan masalah penjemputan akan diurus oleh mas Tarul (seingat saya sih itu namanya, yg akhirnya diganti dengan banyak nama Turli, Tarlu dan Tarno oleh saya dan beberapa teman lainnya yang satu group dengan kami selama di Karimun Jawa). Saat turun Shashie ditelepon oleh mas Tarul, dan mengatakan kalau dia menunggu di ruang tunggu utama pelabuhan. eitsss jangan bayangin ruang tunggunya seperti dipelabuhan-pelabuhan besar. Ruang tunggunya semacam satu lobby tanpa tempat duduk. Disana berdiri seorang pria berkulit hitam dengan jambang, topi dan baju kaos. Kalau dikota besar kita bisa bilang dia layaknya preman, tapi dia itulah guide kami nantinya selama di Karimun Jawa, dialah yang bernama mas Tarul itu.
Kami rombongan pertama yang ada disitu bersama mas Tarul, lalu selanjutnya yang dari Bogor dan Jakarta. Maka lengkaplah kami, mas Tarul lalu mengajak kami untuk naik keatas mobil. Mobil??? Dijemput pakai mobil?? Asikk banget, hehe…. Jangan bayangin mobil avanza, xenia, atau mobil yang lebih baik lagi. Mobil yang menjemput kami adalah mobil pick up carry tahun 90an. Eng ing eng… warnanya putih, sedikit berkarat, tapi jadi pengalaman seru kami. Kami berempat, bergabung dengan mba Aulie (dari bogor), dan Ocin/Octa, Ayu, Tyas, Witsy, dan Rima (dari Jakarta) lengkaplah kami menjadi 10 orang yang naik dalam pick up tersebut. Sebelum berangkat kami sempatkan untuk berfoto dulu dengan pick up tersebut rame-rame. Mas Tarul membawa kami ke penginapan, ternyata dekat banget. Jalan kaki juga nyampe, penginapan kami berada diatas kantor mas Alex. Atap teras tidak ada papan pelindung, jadi hanya jejeran kayu yang sudah tua tapi masih kuat. Lantai tangga dan teras juga berasal dari batu gunung yang sesuai dengan atap kayu. Diteras ada dua kursi dan 1 meja. Masuk ke dalam kamar, sudah ada 5 tempat tidur. 3 tempat tidur dijejer menghadap pintu masuk, satu tempat tidur di sisi kiri pintu masuk dan satu tempat tidur lagi disisi kanan pintu masuk. Sebelah kiri kamar ada balkon dengan dua kursi yang menghadap laut dan pelabuhan (menarik bukan). Saya dan Shashie memilih tidur di sisi kanan pintu masuk, Rara dan mba Aulie disisi kiri pintu masuk, yang menghadap pintu masuk sudah ditempati Ocin, Ayu, Witsy, Tias dan Rima. Kalian pasti bertanya-tanya terus Doni dimana??? Nah Doni tinggal di homestay yang jaraknya berada tiga rumah dari penginapan kami. Bertukar tempat dengan mba Aulie karena mas Gadang dan mas Alex mengira Doni adalah wanita (husttt dilarang ketawa kalian *ngakak deh saya*). Jadi setelah meminta mba Aulie bertukar tempat akhirnya Doni ditempatkan seorang diri disana. Di kamar bawah ada dua kamar, sudah ditempatkan oleh wisatawan asing. Rombongan mereka terdiri dari 2 cowok dan 3 cewek. Oleh karena itu mereka ditempatkan pada dua kamar tersebut, dan Doni tidak mungkin ditempatkan bersama mereka. Katanya sih nggak nyambung nantinya. Menaruh tas, kami lalu jalan sebentar melihat-lihat daerah sekitar penginapan kami. Balik lagi ke penginapan lalu antri mandi, dan siap untuk diantar makan ke warung bu Ester di alun-alun. Jarak alun-alun dengan penginapan kami cukup jauh tapi tetap bisa ditempuh dengan jalan kaki sih. Makan diwarung bu Ester yang sudah kami kenal namanya dari Deddy dan Tony memang tidak cukup mahal, saya makan nasi telur dan minum cukup membayar Rp.7.000. Shashie yang makan sotong/cumi dengan minum membayar Rp.9.000. Doni dan Rara membayar Rp.11.000 karena mereka menambah lauk sotong dan telur goreng. Setelah makan, kami melihat-lihat ke alun-alun.
Rombongan Jakarta sudah kembali dengan membawa beberapa cemilan yang mereka dapat dari melihat-lihat dialun-alun setelah makan tadi. Sedangkan rombongan kami baru akan melihat-lihat, dan sudah janjian dengan Deddy juga Tony untuk bertemu disitu. Bertemu dengan Deddy dan Tony, kami mulai melihat-lihat makanan apa yang khas di Karimun Jawa dan ada di alun-alun saat itu. Sama seperti alun-alun Kidul kalau di Jogja, banyak yang menjual makanan. Tetapi di Karimun yang menjual makanan hanya sedikit, dan alun-alunnya pun tidak seluas alun-alun Kidul di Jogja. Gerobak tela-tela menjadi idola bagi penduduk lokal maupun wisatan yang ada disana saat itu. Shashie dan Rara lebih penasaran dengan bakso ikan ekor kuning yang sudah diceritakan oleh Deddy sebelumnya saat masih Jepara. Saya merasakan bakso yang Shashie beli, rasanya hambar, kenyal-kenyal dan krenyes karena ada sisik ekornya. Tapi enak, karena tanpa campuran tepung. Jadi itu rasa murninya, tambah enak lagi jika ditambahkan dengan kecap and saos. Jadi bagi kalian yang mau kesana, silahkan mencoba.
Gerobak bakso dan tela-tela letaknya bersebelahan, jadi kami duduk di pinggir jalan sambil melihat bioskop. Eitsss jangan bayangin bioskop layaknya dikota besar ya, tapi bioskop yang dimaksudkan disini adalah nonton bareng gratis di depan kator camat karimun jawa di alun-alun. Banyak penduduk yang mulai duduk manis disana bersama kami dan wisatawan lainnya. Bioskop atau nonton bareng ini hanya akan diputar akan diadakan pada malam minggu saja. Film yang diputar awalnya adalah film horror Indonesia, tetapi akhirnya diganti dengan film tentang keindahan pulau karimun jawa yang salah satu pemainnya adalah Nugie. Dengan judul film “mutiara dibalik pesisir”. Cerita film itu biasa saja, tapi keindahan-keindahan dan adegan-adegannya membuat group kami yang 10 orang tadi plus Deddy dan Tony, juga wisatwan asing yang 1 penginapan dengan kami kadang jadi heboh dengan sedikit teriakan mupeng “ahhh pengen.” “ciyeee.” “malu-malu tuh.” “wahhh saingan deh.” Kadang juga kami tertawa geli karena melihat tokoh didalamnya menarik simpati tokoh wanitanya. Shashie saja sampai terpesona dengan tokoh mas maskun *eitsss jgn salah baca ya* namanya mas itu maskun hehehe. Film yang menarik untuk ditonton bagi kita yang penasaran dengan pulau Karimun Jawa karena disitu banyak informasi yang disajikan tentang pulau Karimun Jawa itu sendiri. Selesai menonton film itu kami beranjak pulang masih dengan pick up dan mas Tarul yang dengan setia mengantarkan kami kemana pun kami pergi. Jarak penginapan memang tidak terlalu jauh jika ditempuh dengan kendaraan sehingga sebentar saja kami sudah sampai di penginapan lagi dan tidak sabar untuk petualangan besok dengan bekal film yang kami tonton tadi. Kami pun mulai terlelap satu persatu. Selamat malam Karimun Jawa.
Lanjut Ke Part 3 Ya Teman Bacanya (semoga Gak Bosen hehehe ;p)
~sasa~