Greensasa

Coretan Tanpa Batas Dari Seorang Perempuan Biasa Yang Ingin Berbagi Tentang Hidup Bagi Siapa Saja Yang Berminat Membacanya....

Tuesday, October 26, 2010

Karimun Jawa!!! Pulau Nan Indah Dibalik Pesisir!!! (Part 5)

Nah Ini Beneran Dah Bagian Akhir Dari Perjalanan Saya Kali Ini hehehe... ;p

Tanggal 19 oktober 2010

Hari terkahir di Karimun Jawa. Packing-packing beberapa barang dengan sedikit rasa tidak rela harus meninggalkan pulau ini. Sarapan indomie di warung depan penginapan dengan harga Rp. 5.000 ditambah aqua botol 600 mililiter dengan harga Rp.3.000. Kami langsung mengangkat tas kami dan berjalan kaki menuju pelabuhan agar bisa mendapatkan tempat yang strategis di dek ekonomi. Kali ini kami terlambat untuk dapat tempat di sebelah nahkoda. Kami akhirnya duduk di sebelah kiri kapal kursi nomor dua dari belakang dekat tangga. Agak susah buat tidur dan main kartu tapi mau tidak mau karena kami sudah tidak dapat tempat. Tepat dibelakang kami si wisatawan asing yang satu penginapan dengan kami.  Bolak balik bangun tidur akhirnya sampai juga kami di Jepara lagi, cipika cipiki dengan teman-teman dari Bogor dan Jakarta kami melanjutkan perjalanan menuju warung rawon dekat pelabuhan. Kali ini saya makan nasi sayur dan dua tempe goreng yang masih panas dengan es teh dengan membayar Rp.5.000 sudah kenyang. Sedangkan Shashie makan ikan san 1 tempe, nasi sayur serta es teh habis dengan harga Rp.6.500. Recommended banget warung ini buat para backpacker. Setelah makan kami lanjut naek becak menuju terminal Jepara dengan membayar Rp.10.000 untuk dua orang. Karena sampai di Jepara siang hari, jadi saya bisa menikmati siang harinya kota Jepara. Kotanya bersih banget dan rapi, tidak ada sampai yang berserakan. Tiap sudut kota selalu ad ataman kota dengan beraneka ragam ukiran. Wajar saja kalau kota ini mendapatkan penghargaan Adipura dan disebut dengan kota ukir. Benar-benar kota yang menarik, sudah tenang, adem, banyak ukirannya dimana pun kita berjalan ke setiap sudut kotanya. Jujur saja saya penasaran dengan kota yang satu ini hehehe. Sampai di terminal kami langsung naik bus ekonomi menuju terminal Terboyo Semarang. Bus masih kosong, tetapi lama kelamaan mulai terisi penuh dengan penumpang. Kali ini kami harus membayar bus dengan sedikit mahal Rp.12.000 sempat saya memprotes tapi si kenek tetap mau dibayar dengan harga segitu. Sampai di terminal Terboyo Semarang, sudah tidak ada bus menuju Jogja jadi mau tidak mau kami dianjurkan salah seorang petugas  departemen perhubungan untuk naek bus tujuan Solo lalu turun di Kertosuro untuk kemudian lanjut dengan bus Sumber Kecana menuju Jogja. Kami mengikut petunjuk yang diberikan. Dari terminal Terboyo ke Kertosuro harga naik bus tersebut sebesar Rp.12.000. Turun di Kertosuro, lanjut naek Sumber Kencana kami membayar Rp. 6.500 dan sudah turun di Janti tanpa harus naek Trans Jogja lagi. Jadi total biaya kami pulang dari Jepara sampai di jogja Rp. 35.500. Jauh lebih murah Rp.15.000 dari pada waktu kami berangkat ke Jepara. Kami sampai di Jogja pukul 21.30 WIB. Dengan begitu berakhirlah sudah perjalanan yang mengesankan bagi kami masing-masing di Karimun Jawa!!

Terima kasih Tuhan untuk pengalaman mengesankan ini. Sujud syukur saya ucapkan atas nama-Mu dan atas anugerah alam yang Kau limpahkan dinegara ini.

Karimun Jawa adalah pulau yang indah dan jauh lebih menarik dari pada Bali menurut saya. Hanya saja pemerintah, dan Dinas Pariwisata masih kurang memperhatikan daerah disana. Tetapi memang tidak dipungkiri, Bali masih tetap menjadi tujuan wisata wisatawan sampai saat ini, itu juga mungkin karena fasilitas wisata dan hiburan disana sangat lengkap bagi wisatawan. Semoga saja Karimun Jawa bisa menjadi seperti Bali, dikenal dan mulai banyak dikunjungin wisatawan baik dalam maupun luar negeri.
Pulau-pulau disekitar Karimun Jawa memiliki air laut yang bening, coral, terumbu karang yang bagus dan pasir putih yang halus. Untuk kalian yang berpikir ke Karimun Jawa dengan backpacking mending naek transpotasi umum dengan cara transit karena jauh lebih murah. Biayanya kurang lebih Rp.100.000 dari Jogja menuju Jepara sudah pulang dan pergi. Kalau transit-transit atau mungkin bisa “menumpang” mungkin jauh lebih murah lagi. Biaya sewa kapal di karimun jawa adalah Rp.350.000/hari, biaya sewa alat snorkel Rp.35.000/hari. Biaya menginap semalam di penginapan/homestay adalah Rp. 50.000/kamar dan juga ada yang Rp.50.000/orang. Jadi lebih baik kalau menurut saya sih lebih murah menggunakan paket yang disediakan travel agent. Biaya sewa motor disana Rp.35.000/hari. Tapi kalau sudah ikut paket dan mempunyai jadwal yang padat, agak sedikit rugi untuk menyewa sepeda/motor karena dipakai hanya untuk 1 atau 2 jam saja. Penduduk disana ramah-ramah, korek saja sedikit maka mereka akan bercerita banyak hal apalagi guide-guidenya. Banyak pengalaman seru yang dengan senang hati mereka sharekan. Karimun jawa aman untuk dikunjungin, tidak ada maling atau pencuri disana. Serunya bakal banyak ketemu teman-teman baru disana, jika kita ikut satu travel agent. Jadi selamat menikmati karimun jawa bagi kalian yang berencana untuk berkunjung disana. Temukan pesonanya, dan saya yakin akan membuat kalian ketagihan untuk berkunjung lagi kesana…. 

Salammmm…. Sampai jumpa diperjalanan berikutnya.... hehehe....

Keindahan Sunset Karimun Jawa



~sasa~

Karimun Jawa!!! Pulau Nan Indah Dibalik Pesisir!!! (Part 4)

Eitssss Ternyata Bukan Bagian Akhir.... Part 4... Selamat Menikmati....


Tanggal 18 oktober 2010

Agenda pagi ini kami ke pasar dulu sebelum menjalani jadwal yang padat. Beli beberapa jajanan (nagasari, molen, aul-aul, dan es dari tepung beras) dan kami makan rame-rame di pasar. Kalian pasti bertanya, aul-aul apaan sih?? Aul-aul itu semacan lupis, yang dimakan dengan kelapa dan cairan gula merah. Sekitar jam 7 kurang kami kembali ke penginapan. Sepanjang jalan saya melihat, wanita dari anak-anak, remaja sampai ibu-ibu suka sekali menggunakan bedak yang sangat tebal diwajah mereka. Anak-anak kecil terbiasa dengan bedak yang cemong-cemong diwajah mereka. Bagi saya dan teman-teman itu lucu (awalnya) tetapi karena terlalau banyak yang kami temukan seperti itu akhirnya saya dan teman-teman sepakat itu cirri mereka disini yang buat mereka menjadi unik. Ada hal unik lainnya, sepeda dan motor dengan gampang dibiarkan dipinggir jalan lengkap dengan kunci tanpa takut dicuri oleh orang lain. Padahal nggak ada polisi lho disana, saya hanya melihat 1 kantor samsat pembantu tetapi seperti tidak berguna disana. Itu pertanda karimun jawa sangat aman untuk dikunjungin. Kantor post! Saya agak surprise saat melihat ada kantor post disana, karena disana benar-benar tidak ada bank dan atm. Kita harus membawa uang tunai dari jepara untuk keperluan selama di Karimun Jawa. Sekolah hanya ada dari TK-SMA saja, tidak ada Universitas disana. Listrik menyala hanya pada pukul 18.00-06.00 WIB, dan otomatis akan mati pada pukul 06.00-18.00 WIB. Selama listrik tidak menyala, penduduk disana tidak menonton tv atau menggunakan listrik apa pun. Kami pun terbiasa dengan hal itu, ponsel dan segala elektronik kami charge saat sore sampai pagi, setelah itu tidak ada kegiatan charge-mencharge lagi. Ada untungnya memang listrik tidak menyala, penduduk disana jadi terbiasa untuk keluar rumah dan mengobrol dengan tetangga disekitar mereka. Lebih berasa aja suasana kekeluargaannya. Malam hari saat listrik menyala pun, televisi jarang sekali dinyalakan. Kami lebih tertarik dengan mengobrol dengan pengalaman apa yang kami dapatkan. Kalau pun TV menyala, hanya sebagai formalitas saja karena ada listrik.

Di hari ketiga ini, agenda kami sama seperti hari kedua mengunjungi beberapa pulau lagi dan snorkeling. Agenda dimulai pukul 09.30 wib sedikit lebih terlambat dari hari kemarin karena beberapa teman tidur lagi setelah pulang dari pasar. Berjalan kaki lagi menuju kapal, dan pulau pertama yang kami kunjungi adalah pulau Kecil. Pulau indah ini sudah menjadi milik individu yang dijual dengan harga 100 juta. Sayang banget ya. Disini saya sudah berani untuk snorkeling sendiri tanpa bimbingan dari siapa pun, hanya tinggal mengikuti mas Tarul untuk melihat terumbu karang dan ikan yang menarik dibawah laut sana. Mas Tarul sempat menangkap nemo/crown fish. Kami melihatnya sebentar lalu dilepas lagi setelah semua puas melihatnya. Cukup jauh kali ini saya snorkeling, dan hanya sedikit sekali meminum air laut. Saya benar-benar menikmati snorkeling di pulau ini. Beruntung saya bisa berlajar lebih cepat, disini juga saya ketagihan snorkeling. Puas snorkeling kami kembali ke perahu. Beberapa teman berlatih menyelam dengan mas Tarul, karena saya tidak bisa berenang saya kembali ke perahu kemudian siap menikmati pulau kecil dengan kamera saya. Karena pulau ini sudah dimiliki oleh individu jadi ada beberapa villa disana dan ada jembatan juga yang bagus sekali untuk dipakai berfoto. Di pulau ini juga kami menghabiskan makan siang kami dengan ikan bakar. Benar-benar luar biasa. Pantai dan laut disekitar pulau Kecil memang menarik. Cukup lama kami disana, sampai akhirnya mas alex mulai memanggil kami lagi untuk kembali ke kapal dan melanjutkan ke pulau berikutnya, pulau tengah. Pulau ini juga dimiliki oleh orang yang sama yang memiliki pulau kecil. Ada jembatan dan villanya juga. Saya tidak ikut snorkeling disini karena saya benar-benar ingin menikmati pulau ini tanpa basah-basahan. Duduk menikmati sambil menjepret beberapa foto ditempat itu. Sampai akhirnya Shashie datang bergabung, lalu Rara. Shashie tidak ikut snorkeling karena satu dan lain hal. Di pulau ini juga rara tidak ikut snorkeling karena perutnya mual, dan sempat muntah saat di pulau kecil. Jadi kami bertiga foto-foto dan menikmati pantai bersama sampai doni ikut bergabung dengan kami. Main istana pasir dan kemudian menggali lubang untuk mengubur Doni dengan menghiasi dia pakai topi milik Rima dan rumput laut untuk di “daerah” tertentu hehehe. Teman-teman lainnya ikut bergabung dengan kami. Berfoto dengan Doni yang sudah kami dandanin macam-macam.  Setelah itu kami mencuci diri dengan air laut. Kembali ke kapal, menunggu teman-teman lain makan gorengan. Rara dan Shashie kembali membuat video perjalanan kami dan makin seru dengan tambahan rombongan Jakarta dibelakang bergaya ala keong racun. Beberapa menit kemudian kami kembali ke kapal menuju pulau Gosong untuk melihat sunset. Sempat tidur sejenak, akhirnya kami sampai. Saat melihat pulau yang dituju. Ucapan kami hampir sama “ahhhhh kecil bangetttt” “serasa pulau prbadi ini” kemudian kami semua tergelak. Lalu turun dan berfoto disana. Usai sudah perjalanan kami, waktunya kembali ke penginapan. Selama dijalan saya, Shashie, Doni, Tias, Ayu, dan Witsy bermain simbur-simburan air dengan kaki. Meminta mba Aulie memoto kami dengan berbagai gaya. Hari terakhir yang bikin kami makin akrab. Rasanya tidak ingin terlewatkan. Sayangnya saat itu mendung, dan hujan mengacaukan keasikan kami. Hujan buat sore kami semakin sendu, dan sedih akan meninggalkan pulau yang indah ini besok pagi. Entah mengapa kami semua hanya duduk dalam diam sambil menatap hujan. Mungkin dalam hati kami masing-masing menngingat banyak kenangan yang sudah dilalui selama disana, dari yang tidak kenal menjadi kenal dan semakin akrab. Senang bisa menambah banyak teman baru dalam sebuah perjalanan. Di pelabuhan, hujan mulai deras. Kami menggigil dan berusaha untuk dapat cepat sampai di penginapan. Saya, Shashie dan Rara langsung mengganti celana saat sudah sampai dipenginapan. Meminjam payung teman-teman baru kami untuk menumpang mandi lagi di tempat Doni. Seperti biasanya kami mendapatkan teh hangat, disela-sela kami bergantian mandi kami berbagi cerita tentang banyak hal selama kegiatan kami seharian tadi. Berpikir untuk kembali lagi suatu saat ke Karimun Jawa. Cukup lama kami disana, sampai akhirnya Doni mengingatkan kalau akan membeli souvenir lalu kami kembali ke penginapan dengan mengajak teman-teman lain yang ada dipenginapan. Souvenir yang dijual beraneka ragam. Bagus-bagus tapi saya tidak membeli satu pun karena lagi bokek (maap ya buat yang nitip, next time aja ya *saya pasti kembali kesini lagi kok* hehehe ;p). 

Pulang dari memberli souvenir, makanan sudah siap disajikan. Kami langsung melahap makanan yang disajikan. Sambil mendengar bule-bule yang satu penginapan dengan kami bernyanyi. Setelah itu waktunya mindah-mindahin foto, bertukar foto, sedangkan saya, Shashie, Ayu dan mas Supri asik bermain kartu poker. Malam terkahir yang menyenangkan. Setelah itu, mas Supri mengajak Rara dan Shashie untuk mencari bulu babi. Saya karena sudah sangat capek memilih untuk dipenginapan saja, nanti kalau sudah dapat baru deh ikutan nyoba. Tetapi ternyata saya sudah capek sekali, terbukti saya nggak nyadar kalau mereka sudah kembali dan memasak bulu babi di gazebo samping penginapan. Sayang banget saya melewatkan 1 moment disana. Katanya Shashie sih bulu babinya enak. Dibakar dan dimakan mentah gitu (penasaran). Ughhh.... (yang ini saya gak mau cerita, habis saya gak merasakannya sih hehehe, maap ya teman ;p)


Nah Ini Baru Lanjut Ke Bagian Akhir Perjalanan Ini..... See Youuu Next Post...


~sasa~

Karimun Jawa!!! Pulau Nan Indah Dibalik Pesisir!!! (Part 3)

Ini Part Tiga Dan Merupakan Hari Ketiga Saya Dan Teman-Teman Di Karimun Jawa


Tanggal 17 Oktober 2010

Selamat pagi Karimun Jawa!! Itu kata pertama yang saya ucapkan saat bangun pagi. Melihat teman-teman baru saya, Rara dan Shashie sudah terbangun dan siap-siap untuk petualangan seru di hari kedua kami disana. Hari kedua kami akan mengeliling 4 pulau. Tanpa mandi dan hanya berbekal cuci muka gosok gigi kami sudah standby dibawah menunggu petunjuk dari mas Alex dan guide-guide lainnya. Setelah semua mengumpul, kami diberikan sedikit pengarahan dari mas Alex cara memakai alat snorkel, masker, dan cara snorkeling. Setelah semua siap dan sudah dijelaskan. Kami berangkat menuju kapal dipelabuhan, karena pelabuhannya dekat. Kami menuju kesana dengan jalan kaki. Perahu yang kami pakai berukuran kecil, perahu nelayan berwarna biru dengan sedikit atap diatasnya. Satu persatu kami diberikan life jacket/pelampung berwarna orange. Sangat kontras dengan warna kapal kami. Sebelum berangkat, tetepppp dong kami foto-foto dulu. Sayang banget dilewatkan, jarang-jarang kan hehehe. Puas foto-foto dan sempat meminta si bule untuk mengambil gambar kami, kapal pun siap untuk berangkat. Doni dan Rara serta beberapa teman lain sibuk meminum antimo, kalau antimo tablet sih masih okies lha ya. Tetapi ini adalah antimo sirup untuk anak-anak dengan rasa jeruk. Eng ing eng…..  (dilarang ketawa lhooo, ntar dia misuh2 namanya disebut).

Perjalanan pertama kami menuju ke penangkaran hiu. Hiunya besar-besar dan jinak. Disitu juga saya pertama kali belajar snorkeling tapi tetap gak bisa-bisa juga dan akhirnya nyerah naik ke atas lagi. Serem aja belajar snorkeling ada hiu-hiunya gitu, tapi tetap jari manis kaki saya jadi korban karang disitu. Puas berenang dengan hiu, kami lanjut lagi ke pulau Menjangan Besar. Snorkeling disana, jujur saja saya masih belum bisa snorkeling dengan baik dan benar juga masih panik dengan lautan karena saya nggak bisa berenang. Padahal sudah pakai pelampung lho. Tapi dasarnya nggak pernah jadi rasa takut itu lebih besar, sehingga buat saya jadi panik dan nggak rileks. Untung saja guide-guide di agent yang saya pakai itu baik-baik dan sabar-sabar. Jadi saat itu mas Alex sedikit memberikan pengarahan saat saya panik dan takut tenggelam. Lalu mas Fendi yang dengan rela bawain satu pelampung lagi dan menarik saya untuk ketengah, membuat saya sedikit merasa aman walau akhirnya di lepas perlahan-lahan. Akhirnya saya bisa juga, walau masih ada rasa panik dan takut. Selesai disana kami lanjut ke pulau Geliyang untuk makan siang dengan ikan bakar. Pemandangannya benar-benar menarik, pasir putih awan biru dan laut yang bening. Karena air surut kami turun dari kapal sedikit ditengah laut kemudian jalan kaki menuju pantai. Sambil menunggu ikan bakar jadi, kami sempatkan untuk berfoto-foto lagi. Sampai akhirnya makanan pun jadi, kami melahapnya dengan semangat 45. Ikan yang baru ditangkap dan langsung dimasak memang jauh lebih enak dari pada ikan yang sudah didiamkan beberapa hari dalam peti es. Bayangin ikan bakar dipinggir pantai pasir putih dibawah pohon cemara *jangan iriii yaaa* hehehe. Selesai makan, beristirahat sebentar lalu melanjutkan perjalanan ke pulau Cemara Besar buat snorkeling lagi. Kali ini saya ditemani Shashie sampai saya benar-benar berani sendiri. 

Dan akhirnya bisaaa… horeiii aku bisa snorkeling… yeahhh. Tapi saat tahu saya terpisah dengan Shashie, langsung panik dan langsung buru-buru menuju kapal. Tersesat sebentar dan sempat bertemu dengan ikan dengan moncong panjang saya sebisa mungkin menuju kapal (mungkin karena panik, saya bisa dengan cepet aja gitu berenangnya, takut diseruduk pakai moncongnya tuh ikan sih haha). Sampai akhirnya sampai, ternyata Shashie juga sama tersesat sampai menyelam. Pengalaman yang menarik. Puas snorkeling disana, kami dibawa lagi menuju pulau Cemara Kecil untuk melihat matahari terbenam atau kerennya disebut sunset. Nggak salah memang kami dibawa kesana, karena sunsetnya memang keren bangetttt. Rata-rata pantai di Karimun Jawa berpasir putih dan bening. Tak ingin melewatkan sunset yang keren itu, saya dan teman-teman lainnya langsung mengabadikannya dengan kamera kami masing-masing. Sebenarnya kami belum puas, tetapi karena takut kemalaman dilaut mas Alex langsung memanggil kami menuju kapal untuk melanjutkan perjalanan kembali ke penginapan. Sepanjang perjalanan di laut, sunset itu masih bergelayut sampai akhirnya berganti gelapnya malam. Untung saja kami sudah sampai mendekati pelabuhan saat hari sudah memasuki malam hari. Sampai penginapan saya, Shashie dan Rara mengungsi mandi di homestaynya Doni dari pada harus mengantri lama di satu kamar mandi(bisa bayangin dong 9 orang cewek dalam satu kamar dan satu kamar mandi lamanya gimana? Jadi mending ngungsi aja biar cepet hehehe). Di homestay Doni, kami dibuatkan teh hangat manis oleh ibu pemilik homestay. Enak banget, dingin-dingin dapat teh hangat manis *hayo jangan ngiler*. Selesai bergantian mandi, minum teh hangat dan mengobrol-ngobrol sebentar dengan ibu pemilik homestay kami kembali ke penginapan mas Alex. Disana sudah ada makanan tersaji, tanpa ba bi bu kami langsung melahapnya, teman-teman lain sudah terlelap karena capek. Selesai makan dilanjut dengan main kartu rame-rame. Sampai pukul 23.30 WIB kami pamit untuk tidur. Sekali lagi selamat malam Karimun Jawa, hari yang mengesankan.


Lanjut Ke Part 4 Ya Teman, Itu Bagian Terakhir Dari Perjalanan Kali ini... (Selamat Membaca ;p)


~sasa~


Karimun Jawa!!! Pulau Nan Indah Dibalik Pesisir!!! (Part 2)

Ini dia part kedua dari perjalanan saya... silahkan melanjutkan bacanya temannn hehehe ;p

Tanggal 16 Oktober 2010

Paginya kami kebelakang mess yang letaknya dekat sekali dengan pelabuhan dan dibelakang mess tersebut langsung bersentuhan dengan laut. Kami bisa melihat ferry yang kami tumpangi nantinya. Setelah melihat keindahan pagi, mandi dan berkemas-kemas kami langsung menuju pelabuhan yang sebelumnya kami berempat harus meloncat pagar dulu agar bisa masuk menuju gerbang depan pelabuhan (alternative jalan biar gak memutar). Makan rawon di dekat pelabuhan sesuai saran Deddy dan Tony, dan benar harganya memang murah Rp.8.000 sudah dengan segelas teh hangat. Nama warung tersebut saya lupa, letaknya dekat sekali dengan pelabuhan sebelahan dengan loket tiket KMP Muria dan penjualnya sepasang suami istri. Istirnya gendut sedangkan suaminya setengah baya dengan kumis memutih yang tidak berjejer rapi tetapi murah senyum. Di warung itu juga kami pertama kali bertemu dengan Okta dan Ayu, yang ternyata ikut paket dari tempat yang sama dengan kami. Kami pamit duluan untuk naik ke atas kapal, disana kami bertemu lagi dengan Deddy dan Tony. Kami sudah mendapatkan tempat disebelah kanan nahkoda. Tempat strategis untuk para backpacker. Dari situ kita dapat tidur, main kartu, main uno dan melihat pemandangan. Nahkodanya juga nggak resek, mereka malah selalu mengingatkan kita supaya nggak mabuk dan ternyata kita memang nggak mabuk. Gimana mau mabuk setengah perjalanan kami tidur pulas, mungkin pengaruh dari antimo yang kami minum. Harga satu tiket kapal ferry adalah Rp. 30.000/orang tapi karena kami sudah mengikuti paket backpacker pada travel agent “karimunjawa islands info” yang saya peroleh dari jejaring sosial facebook dan kalian bisa banyak nanya-nanya dengan mas gadang untuk informasi lebih lanjutnya (hayooo mas Gadang dan mas Alex, saya bantu promosi nihhh hehehe). Harga paketnya Rp.350.000 sudah lengkap dengan tiket pp  KMP Muria, penginapan, alat snorkeling 2 hari, kapal, dan makan 4 kali selama disana. Karena itulah kami berani berangkat ke Karimun Jawa. Puas tidur setengah perjalanan, satu-persatu kami mulai bangun. Saya langsung duduk manis diatas kursi sambil memandang birunya air laut. Shashie, Rara, Doni, Deddy dan Tony asik bermain kartu uno dan kartu remi. Keasyikan kami nampaknya menarik penumpang lainnya, mungkin karena ketawa kami yang bisa dibilang cukup besar saat itu. Setelah melewati lebih dari setengah perjalanan, perlahan-lahan muncul juga pulau yang ingin kami tuju. Dari kecil, lalu semakin besar, besar dan akhirnya terlihat jelas. Yeap… itu dia Karimun Jawa!! Saya memandang tanpa kedip, itu dia, itu pulau yang mau kami jelajah. Dari kejauhan sudah tampak hijau, hanya sisi kiri yang sedikit berwarna-warni karena dihuni oleh penduduk. Sisi kanan dan sebagian besarnya pulau itu berwarna hijau dengan hutan-hutan yang lebat disekitarnya.

Melihat saya tersenyum memandang pulau yang ada di depan saya, Rara bertanya. “Sudah kelihatan belum mba ?” saya menjawab singkat sambil menunjuk. “Tuh sudah didepan sana.” Sontak Rara langsung berdiri ikut melihat apa yang saya lihat dari tadi. “Ah iya sudah keliatan, asik sebentar lagi kita sampai mba.” saya hanya tersenyum. Setelah semakin dekat, kami mulai siap-siap untuk turun sambil melihat kapal bersandar dengan tepat di dermaga. Menurut saya, untuk dermaga sekecil itu, cukup banyak juga orang disana. Tak lupa saya menjepretnya, dan tak lupa juga kami minta tolong Tony untuk menjepret kami berempat saat masih diatas kapal. Senyum mengembang diwajah kami berempat, perjalanan panjang yang kami lalui akhirnya sampai juga ditempat yang kami tuju. Di dermaga, air lautnya jernih. Banyak terumbu karang disekitarnya. Ikan terlihat jelas berlenggak-lenggok di dalam air. Kami berempat turun perlahan-lahan bersama penumpang lain. Ponsel saya berbunyi, ada sms dari mas Alex (adek iparnya mas Gadang) yang akan mengurus kami selama di Karimun Jawa. Dia mengatakan kalau tidak bisa menjemput kami, dan masalah penjemputan akan diurus oleh mas Tarul (seingat saya sih itu namanya, yg akhirnya diganti dengan banyak nama Turli, Tarlu dan Tarno oleh saya dan beberapa teman lainnya yang satu group dengan kami selama di Karimun Jawa). Saat turun Shashie ditelepon oleh mas Tarul, dan mengatakan kalau dia menunggu di ruang tunggu utama pelabuhan. eitsss jangan bayangin ruang tunggunya seperti dipelabuhan-pelabuhan besar. Ruang tunggunya semacam satu lobby tanpa tempat duduk. Disana berdiri seorang pria berkulit hitam dengan jambang, topi dan baju kaos. Kalau dikota besar kita bisa bilang dia layaknya preman, tapi dia itulah guide kami nantinya selama di Karimun Jawa, dialah yang bernama mas Tarul itu. 

Kami rombongan pertama yang ada disitu bersama mas Tarul, lalu selanjutnya yang dari Bogor dan Jakarta. Maka lengkaplah kami, mas Tarul lalu mengajak kami untuk naik keatas mobil. Mobil??? Dijemput pakai mobil?? Asikk banget, hehe…. Jangan bayangin mobil avanza, xenia, atau mobil yang lebih baik lagi. Mobil yang menjemput kami adalah mobil pick up carry tahun 90an. Eng ing eng… warnanya putih, sedikit berkarat, tapi jadi pengalaman seru kami. Kami berempat, bergabung dengan mba Aulie (dari bogor), dan Ocin/Octa, Ayu, Tyas, Witsy, dan Rima (dari Jakarta) lengkaplah kami menjadi 10 orang yang naik dalam pick up tersebut. Sebelum berangkat kami sempatkan untuk berfoto dulu dengan pick up tersebut rame-rame. Mas Tarul membawa kami ke penginapan, ternyata dekat banget. Jalan kaki juga nyampe, penginapan kami berada diatas kantor mas Alex. Atap teras tidak ada papan pelindung, jadi hanya jejeran kayu yang sudah tua tapi masih kuat. Lantai tangga dan teras juga berasal dari batu gunung yang sesuai dengan atap kayu. Diteras ada dua kursi dan 1 meja. Masuk ke dalam kamar, sudah ada 5 tempat tidur. 3 tempat tidur dijejer menghadap pintu masuk, satu tempat tidur di sisi kiri pintu masuk dan satu tempat tidur lagi disisi kanan pintu masuk. Sebelah kiri kamar ada balkon dengan dua kursi yang menghadap laut dan pelabuhan (menarik bukan). Saya dan Shashie memilih tidur di sisi kanan pintu masuk, Rara dan mba Aulie disisi kiri pintu masuk, yang menghadap pintu masuk sudah ditempati Ocin, Ayu, Witsy, Tias dan Rima. Kalian pasti bertanya-tanya terus Doni dimana??? Nah Doni tinggal di homestay yang jaraknya berada tiga rumah dari penginapan kami. Bertukar tempat dengan mba Aulie karena mas Gadang dan mas Alex mengira Doni adalah wanita (husttt dilarang ketawa kalian *ngakak deh saya*). Jadi setelah meminta mba Aulie bertukar tempat akhirnya Doni ditempatkan seorang diri disana. Di kamar bawah ada dua kamar, sudah ditempatkan oleh wisatawan asing. Rombongan mereka terdiri dari 2 cowok dan 3 cewek. Oleh karena itu mereka ditempatkan pada dua kamar tersebut, dan Doni tidak mungkin ditempatkan bersama mereka. Katanya sih nggak nyambung nantinya. Menaruh tas, kami lalu jalan sebentar melihat-lihat daerah sekitar penginapan kami. Balik lagi ke penginapan lalu antri mandi, dan siap untuk diantar makan ke warung bu Ester di alun-alun. Jarak alun-alun dengan penginapan kami cukup jauh tapi tetap bisa ditempuh dengan jalan kaki sih. Makan diwarung bu Ester yang sudah kami kenal namanya dari Deddy dan Tony memang tidak cukup mahal, saya makan nasi telur dan minum cukup membayar Rp.7.000. Shashie yang makan sotong/cumi dengan minum membayar Rp.9.000. Doni dan Rara membayar Rp.11.000 karena mereka menambah lauk sotong dan telur goreng. Setelah makan, kami melihat-lihat ke alun-alun. 

Rombongan Jakarta sudah kembali dengan membawa beberapa cemilan yang mereka dapat dari melihat-lihat dialun-alun setelah makan tadi. Sedangkan rombongan kami baru akan melihat-lihat, dan sudah janjian dengan Deddy juga Tony untuk bertemu disitu. Bertemu dengan Deddy dan Tony, kami mulai melihat-lihat makanan apa yang khas di Karimun Jawa dan ada di alun-alun saat itu. Sama seperti alun-alun Kidul kalau di Jogja, banyak yang menjual makanan. Tetapi di Karimun yang menjual makanan hanya sedikit, dan alun-alunnya pun tidak seluas alun-alun Kidul di Jogja. Gerobak tela-tela menjadi idola bagi penduduk lokal maupun wisatan yang ada disana saat itu. Shashie dan Rara lebih penasaran dengan bakso ikan ekor kuning yang sudah diceritakan oleh Deddy sebelumnya saat masih Jepara. Saya merasakan bakso yang Shashie beli, rasanya hambar, kenyal-kenyal dan krenyes karena ada sisik ekornya. Tapi enak, karena tanpa campuran tepung. Jadi itu rasa murninya, tambah enak lagi jika ditambahkan dengan kecap and saos. Jadi bagi kalian yang mau kesana, silahkan mencoba. 
Gerobak bakso dan tela-tela letaknya bersebelahan, jadi kami duduk di pinggir jalan sambil melihat bioskop. Eitsss jangan bayangin bioskop layaknya dikota besar ya, tapi bioskop yang dimaksudkan disini adalah nonton bareng gratis di depan kator camat karimun jawa di alun-alun. Banyak penduduk yang mulai duduk manis disana bersama kami dan wisatawan lainnya. Bioskop atau nonton bareng ini hanya akan diputar akan diadakan pada malam minggu saja. Film yang diputar awalnya adalah film horror Indonesia, tetapi akhirnya diganti dengan film tentang keindahan pulau karimun jawa yang salah satu pemainnya adalah Nugie. Dengan judul film “mutiara dibalik pesisir”. Cerita film itu biasa saja, tapi keindahan-keindahan dan adegan-adegannya membuat group kami yang 10 orang tadi plus Deddy dan Tony, juga wisatwan asing yang 1 penginapan dengan kami kadang jadi heboh dengan sedikit teriakan mupeng “ahhh pengen.” “ciyeee.” “malu-malu tuh.” “wahhh saingan deh.”  Kadang juga kami tertawa geli karena melihat tokoh didalamnya menarik simpati tokoh wanitanya. Shashie saja sampai terpesona dengan tokoh mas maskun *eitsss jgn salah baca ya* namanya mas itu maskun hehehe. Film yang menarik untuk ditonton bagi kita yang penasaran dengan pulau Karimun Jawa karena disitu banyak informasi yang disajikan tentang pulau Karimun Jawa itu sendiri. Selesai menonton film itu kami beranjak pulang masih dengan pick up dan mas Tarul yang dengan setia mengantarkan kami kemana pun kami pergi. Jarak penginapan memang tidak terlalu jauh jika ditempuh dengan kendaraan sehingga sebentar saja kami sudah sampai di penginapan lagi dan tidak sabar untuk petualangan besok dengan bekal film yang kami tonton tadi. Kami pun mulai terlelap satu persatu. Selamat malam Karimun Jawa.


Lanjut Ke Part 3 Ya Teman Bacanya (semoga Gak Bosen hehehe ;p)


~sasa~

Karimun Jawa!!! Pulau Nan Indah Dibalik Pesisir!!! (Part 1)

Holaaa temannn… Tanggal 15 oktober 2010 kemarin saya dan 3 orang teman mengadakan habis jalan-jalan ke karimun jawa lhooo (jangan mupeng yaaa), tempatnya asyikk banget. 3 orang teman saya itu adalah Shashie, Rara Dan Doni. Rara dan Doni teman 1 fakultasnya Shashie, jadi baru saat perjalanan itu saya dan mereka saling kenal. Kalian pasti akan bilang “mana oleh-olehnya???” Nah ini dia oleh-oleh saya. Saya akan bagi cerita pengalaman saya selama perjalanan dari Yogyakarta sampai di Karimun Jawa, dengan berbagai informasi yang mungkin dibutuhkan bagi kalian yang membacanya. Semoga bermanfaat ya teman-teman….

Tanggal 15 Oktober 2010

Jam 12 siang kami sudah berkumpul nih dikost saya dan shashie. Tepat pukul setengah 1 lebih sedikit kami berempat berangkat menuju shelter trans jogja dijanti dengan jalan kaki, karena shelter tersebut dekat dengan kost kami berdua. Tepat pukul 1 siang kami naik ke dalam trans dengan jalur 3A, lalu transit di terminal condong catur dan lanjut dengan jalur 2A menuju terminal jombor. Waktu lagi berpihak dengan kami, bus patas yang akan kami tumpangi masih standby di terminal. Kami turun dengan sedikit berlari kecil menuju agent bus nusantara karena hujan rintik-rintik yang turun saat itu (pasti kalian bayangin adegan india di film-film kan, erghh tidakkk bukan seperti itu…. *berusaha ngapus bayangan kalian*). Beruntungnya kami tidak perlu menunggu lama saat sampai disana, pagawai agent bus tersebut mengatakan kalau bus akan berangkat 10 menit lagi. Setelah membayar Rp.35.000 untuk setiap orangnya, kami berlari kecil lagi menuju bus (serasa film kejar daku kau ku tangkap gak sih adegan ini?? hehehe), dan duduk manis didalam bus sampai bus berangkat dari terminal Jombor Jogja menuju terminal Terboyo Semarang. Saat itu saya duduk sederet dengan Shashie, dan Doni dengan Rara di depan kami. 

Mendung bergelayut di sepanjang perjalanan kami (ceileee bergelayut), dan akhirnya air hujan pun turun dengan derasnya saat kami masih berada di dalam perjalanan selama kurang lebih 3 jam. Sempat terjebak macet saat bus menuju terminal Terboyo, karena ternyata ada bus lain yang mogok di tengah belokan U dan sedang diusahakan untuk diderek dengan bus lainnya (masih 1 agent). Lagi-lagi kami beruntung, karena sampai di terminal Terboyo, hujan sudah tidak turun sama sekali. Saat itu tepat pukul 17.00 WIB, menunggu bus ekonomi ke Jepara, ujar kenek-kenek yang ada disekitar situ bus menuju jepara sudah tidak beroperasi lagi jam segitu. Kami bertanya dengan penumpang lain dan mereka berkata masih ada tapi selalu penuh. Bolak balik kami dioper oleh kenek. “ouhh bus menuju Jepara didepan sana” saat sudah ke depan dan nanya lagi “ouhh dibelakang sana”. Oke, kami putuskan untuk duduk saja sambil menunggu sebentar, dan alhasil ada seorang kenek yang beteriak memanggil kami. “jeporo, jeporo, itu bus jeporo. Ayo toh cepet!” Kami pun langsung lari cepet-cepet tapi terlambat, karena terlalu banyak penumpang yang berebut dengan kami. Rara dan Shashie beruntung bisa mendapatkan kursi di depan tepat sebelah supir bus tersebut, saya duduk diatas mesin dengan alas kursi seadanya, bayangin donggg panasnyaaa tak terkira dan pegel euy kaki tapi tetap menyenangkan. Sedangkan Doni berdiri cukup lama dan berdesak-desakan dengan penumpang lain dibelakang. Bus ekonomi tersebut nampaknya memang menjadi idola bagi penumpang-penumpang yang ingin kembali pulang atau berangkat menuju Jepara. Dalam bus itu penuh penumpang berdesak-desakan, panas bercampur bau badan dan lain sebagainya. Setiap bus ekonomi menuju Jepara benar-benar unik menurut saya, karena di dalam bus ada seperangkat televisi lengkap dengan dvd player, yang menyajikan lagu-lagu dangdut dengan goyangan yang aduhai (pasti seneng deh yang cowok-cowok). Saya yang duduk tepat di depan sedikit dibawah televisi tersebut jadi terperangah dan tertawa geli dalam hati karena tarian-tarian erotis dari penyanyi dengan suara yang bisa saya bilang bagusan inul kemana-mana deh (serius) hehehe. Dibelakang bus ditulis “full music, tv, dan dvd”  itu tandanya kita harus siap mendengar lagu dangdut dengan suara pas-pasan dan tarian erotis yang disajikan selama perjalanan kurang lebih 2 jam dengan membayar Rp.10.000 menuju Jepara dari terminal Terboyo Semarang. Supir bus membawa bus dengan laju. Saat kurang lebih hampir satu jam perjalanan, mata saya membaca gapura bertuliskan “Demak Kota Wali”. Nggak nyangka ternyata saya melewati kota Demak dulu sebelum menuju Jepara (ini seriusan gak nyangka lho, bukan edisi lebay hehehe). Dalam hati saya berucap syukur. Demak kota awal mula agama islam disebarkan (seingat saya sih, kalau salah tolong ralat ya teman). Satu-persatu penumpang mulai turun, sampai mendekati dan memasuki kota Jepara para penumpang makin berkurang. Akhirnya supir bus bertanya pada Rara dan Shashie yang duduk di sebelah supir tersebut “mau kemana mba?”. Rara pun menjawab “mau ke karimun pak. Oia pak, kalo ke pelabuhan jepara naek becak itu berapa ya pak? Terus masih ada gak ya?”. Sembari menyetir, beliau menjawab “kalo becak paling Rp.5.000 mba satu orang, jadi satu becak ya Rp.10.000. Kalau jam segini sih sudah jarang becak dialun-alun mba.” Saat itu sudah pukul 19.00 WIB kurang sedikit. “kira-kira bisa nginap di pelabuhan nggak sih pak?” Tanya Rara lagi. Masih sembari menyetir si supir yang sedikit gempal itu menjawab “boleh aja sih mba, tapi bagusnya nginep di mess Undip aja. Nanti tanya sama kenek itu aja, ntar saya gantian nyupir kok.” Rara dan Shashie mengangguk-angguk, saya yang duduk dibelakang mereka hanya memperhatikan sambil sesekali menengok keatas melihat televisi yang masih menyajikan lagu dangdut itu. Bus berhenti sebentar, berganti supir yang dimaksud oleh supir sebelumnya. “gimana mba?” Tanya supir itu saat sudah duduk dibalik kemudinya. “kami mau ke pelabuhan pak. Enaknya gimana ya?” supir itu menoleh sekilas. “ouh mau ke Karimun ya?” Rara mengangguk. “naek becak terus minta diantar ke mess Undip aja, biasanya yang mau ke Karimun sukanya nginap disana, gratis kok mba.” Tuinggg mendengar kata gratis telinga kami bertiga langsung berdiri, Doni masih duduk manis dibelakang (akhinya dia dapat tempat duduk setelah lebih dari setengah perjalanan). “masa gratis sih pak, gak bayar sama sekali ya?” Tanya Rara lagi. “biasanya memang gitu mba, paling bayar Rp.20.000 buat rame-rame” jawab si supir yang kali ini berbadan kurus. Seorang ibu yang duduk dibelakang supir tersebut nampaknya memperhatikan obrolan Rara dan si supir, akhirnya beliau pun angkat bicara “yowes mending kowe wae sing anterin dari pada naek becak, bayar Rp.20.000 sama wae toh.” Si supir yang dianjurkan langsung menawarkan pada kami. “iya mba, gitu aja gimana? Tambah Rp.20.000 nanti saya anterin sampai di messnya dari pada bingung toh. Gratis kok mba.” Rara memanggil Doni, lalu kami berdiskusi sebentar dan sepakat untuk menerima tawaran supir tersebut. 

Kota Jepara merupakan kota yang kecil, pemenang adipura tapi karena malam hari saya belum bisa melihat dengan jelas kota tersebut. Kami diantar sampai depan mess undip, sedikit tidak yakin tapi tetap ingin mencoba. Kami pun masuk dan mulai bertanya dengan salah seorang bapak yang rumahnya terbuka, tetapi sebelumnya kami bertemu dengan dua orang pria yang tinggal disebelah mess bapak yang kami tuju. Kami bertanya sebentar pada kedua pria tersebut, lalu berjalan kesebelah rumah tersebut dan bertanya pada keluarga disitu bagaimana kalau ingin menginap di mess tersebut karena kemalaman. Bapak tersebut menjawab “waduh kuncinya dibawa sampa pak …. (saya lupa nama bpk tersebut). Lagi nggak ada sama saya tuh dek. Kalau mau nginap ya nggak pa-pa tapi mau apa tidur di aula situ” ujar si bapak sambil menunjuk aula depan rumahnya. “ada kamar mandinya juga kok disitu dek.” Shashie langsung bertanya “tapi nggak pa-pa ya pak kami nginap disini?” si bapak menjawab lagi “ya nggak pa-pa tapi nginap diluar gitu, gimana?” kami serempak menjawab “ya nggak pa-pa pa… syukur-syukur ada tempat, itu aja sudah lumayan tuh pak.” Dengan senyum lebar si bapak kembali menjawab “ya nggak pa-pa dek, silahkan aja.” Setelah mendapat ijin kami berjalan sedikit menuju aula, melihat-lihat tempat yang kami akan pakai buat menginap malam itu. Entah keberuntungan lagi berpihak atau tidak yang pasti kami selalu merasa beruntung hari itu, karena dua pria yang disebelah mess bapak itu menawarkan untuk menginap bersama mereka di mess mereka saja karena mereka hanya berdua dan kamar mereka masih ada 2 yang kosong, mereka juga besok berencana untuk ke Karimun Jawa. Syukur pada Tuhan banget, kami malam itu dapat dua orang teman baru, mereka mahasiswa Undip Fakultas Perikanan yang akan melaukan penelitian teripang untuk tugas akhir mereka. Nama mereka adalah Deddy dan Tony (halooo deddy dan tony) setiap dua minggu sekali mereka menuju Karimun Jawa untuk melihat hasil penelitian teripang mereka. Malam itu kami menaruh semua barang di dalam satu kamar lalu berdiskusi sebentar akan makan dimana, teman baru kami mengajak untuk makan di satu tempat seperti festival kuliner yang menjual berbagai makanan dan ada juga yang menjual pakaian, sandal, dll layaknya Malioboro kalau di Jogja. Kami dipanggilkan becak, dengan harga Rp.25.000 untuk saya, Shashie dan Rara bolak-balik ke tempat tersebut dan kembali ke mess. Sedangkan Doni gonceng tiga dengan Deddy dan Tony naek motor. Malam itu saya makan lontong tahu dengan harga Rp.6.500 sudah dengan minum, dan rasanya enakkk sekaliii (pengaruh laper juga kali yak arena belum makan sampai tiba di Jepara)… Shashie memesan nasi cingur, dan enak juga katanya, harganya Rp.7.000 sudah dengan minum juga (masih termasuk murah bukan). Tempat makan itu berada dibawah tenda besar, tendanya unik karena melengkung dan berwarna putih. Selesai makan kami kembali ke mess, sepanjang perjalanan tidak ada kendaraan yang ngebut dan lain sebagainya. Jepara kota yang sangat tenang, dan adem. Sampai di mess kami menginap, kami langsung mengantri mandi dan setelah mandi saya langsung tertidur pulas. Sujud syukurku, pertama kali menginjakkan kaki di Jepara. Terima Kasih Tuhanku.


Lanjut Ke Part 2 Ya.....



~sasa~

Monday, October 11, 2010

Amazing Day..... 10.10.10

10.10.10. Tanggal yang unik dan special karena pada tanggal ini kebanyakan pasangan berencana untuk mengikat janji sehidup semati dan mengadakan berbagai acara lainnya, dengan alasan tanggalnya unik, special atau mudah diingat. Itu bagi mereka, tapi bagiku tanggal 10.10 selalu special di tiap tahun. Kenapa? Hayo tebakk hehehe….
Kali ini, tahun ini 10.10.10 menjadi sangat special buatku. Semua berawal dari tanggal 09.10.10 aku cari kebaya seharian, capek lalu sekitar jam setengah 7 malam baru balik ke kost dan berencana untuk online bentar, ngetag foto kebaya di facebook ke kuntil (adek cewek saya disamarinda). Disaat sudah ngetag beberapa foto, adi ngajak ngobrol via chat facebook. Dia bilang “kak keluar yuk, lagi suntuk nih.” Akhirnya ngobrol panjang lebar dan negosiasi akhirnya deal, aku cuci muka dulu lalu menunggu adi jemput. Menunggu beberapa menit, akhirnya dijemput juga pas jam 21.15 WIB. Bingung mau makan dimana akhirnya kita mutusin makan di kfc sudirman. Ngobrol-ngobrol bentar, aku pikir kita akan pulang ternyata jam sudah melebihi pukul 22.00 WIB sedangkan adi masih minta ditemanin foto-foto dan sebagainya. Okies, aku pikir boleh lah masih jam berapa ini. Kasih batas sampai jam 11an atau 12an malam aja, habis itu minta diantar pulang karena aku capek dan mau istirahat. Lagian aku juga mau doa malam tepat di jam 24.00 memasuki tanggal 10.10 itu. Karena kebiasaanku setiap tahunnya selalu seperti itu, berucap syukur melalui doa tepat menit pertama tgl 10.10.
Adi ngajak ke nol kilometer kota jogja, yang itu artinya di depan bank BNI, Benteng Vredeburg, Dan Bank Indonesia. Dimana banyak sekali anak-anak berbagai komunitas ngumpul dan nongkrong. Capek duduk doing, akhirnya aku coba sibukkin diri dengan jadi tukang fotonya adi. Kebetulan si paul juga nyusul kita ke nol kilometer, jadi dah kita bertiga disana. Foto-fotoin adi, pas teng jam 24.00 tanggal 10.10.10 ada suara nyanyian “selamat ulang tahun.” Spontan aku menoleh, ada adekku theo dan teman-teman yang lain (shashie, erni, daniel, erwin, bang andre, neneng, wisnu, tantri, dan mamad). Wekss, surprise banget dah dan itu di nol kilometer kota jogja banyak orang. Mereka bawa kue dan nyanyiin lagu selamat ulang tahun. Selesai make a wish, tiup lilin akhirnya waktunya foto-foto. Sekali dua kali foto-foto, ketiga kali “ceplok”. Kepalaku sukses jadi bahan adonan campuran telur, 2 telur nangkring manis diatas kepalaku. Rambut, jaket dan baju jadi ikut basah semua. Sekali lagi, bayangin itu di nol kilometer kota jogja. Banyak banget orang disana, nggak ada rasa malu lagi dah. Diliatin kayak orang gila aja aku disitu, puas banget mereka ketawa-ketiwi ngerjain aku. Sekali lagi mereka ngajak foto-foto, pikiranku sudah cukup rambut campur telur tapi ternyata mereka siram lagi dengan air kopi. Sukses dah rambut dan baju gak jelas bau dan bentuknya gimana. Selesai ketawa-ketiwi, foto-foto dan sebagainya akhirnya kita pulang ke kost theo dan nongkrong sampai pagi di kedai 24 jam di kledokan.
Mata sudah ngantuk berat, akhirnya tidur juga karena jam 10 rencana untuk ke rumah mas iwan. Grand opening basecamp kopijos. Alarm aku pasang pukul 09.15 WIB pagi, tapi ternyata aku nggak denger bunyi alarm itu dan sukses bangun kesiangan jam 10.20 menit. Itu juga karena bunyi sms dari shashie yang nanya jadi ke tempat mas iwan atau nggak. Setelah mencari pinjaman motor (dan untung dapat) jam 12 siang kita berangkat ke tempat mas iwan. Kenalan dengan semua temen-temen lalu ikut acara kuis (aku dapat sticker lho*pamer*) hahaha. Vivi yang bawa acara akhirnya ngajak kita buat nyanyi dan nyuruh aku dan ruli buat maju ke depan mandu nyanyi. (weksss nyanyiiii??? Toenggg… apaan sih). Sudah mikir yang aneh-aneh aja. Ini apa-apan pake nyanyi-nyanyi segala, mending disuruh joget dah. Antara bingung dan takut, vivi maksa buat maju “ayoo sudah pokoknya maju dulu”. Aku pun dengan langkah sejuta umat *lebay* maju juga. Sampai di depan ternyata dinyanyiin lagu happy birthday to you sama semua yang hadir. Ini kejutan kedua hari ini. Dan kalian pasti penasaran deh, kue apa yang mereka kasih?? Kue apemmmm…. Horeiiii, aku suka apemmm…. Yang ini beneran beda banget dah. Kue apem sebagai kue ultah?? Nggak pernah nyangka, kalo kata vivi sih itu artinya “pengharapan” padahal artinya juga baru dibuat sama dia saat itu juga (dasar vivi). Acara kejutannya selesai, lanjut ke acara foto-foto bareng anak-anak kopijos depan angkringan yang baru dibuka punya mas iwan itu.
Sekitar jam 16.00 WIB aku sama shashie sampai di kost, tidur dengan nyenyak di kamar masing-masing. Jam 18.00 WIB aku bangun, telpon-telponan sama adek sepupuku si bebel. Dia cerita ini itu sampai jam 20.25 brigitta sms dan bilang “mba, aku ada dibawah.” Okies aku turun kebawah dan lagi-lagi suara nyanyian selamat ulang tahun dari brigitta, wiwin, henny, qiqy, wawan, renat, dan Kenny. Ini kejutan ketiga buatku hari ini. Selesai makan kue yang dikasih rame-rame dan cerita ini itu, anu inu. Mereka pamit pulang. Karena laper berat aku pergi nae sepeda buat beli makan di pak pojok. Aku dapat sms dari memey yang bilang “ijonk selamat ulang tahun ya, aku kirim salam buat kamu dan ucapin selamat ulang tahun lewat radio pas jimmy siaran.” Supriseee….. nggak pernah nyangka, karena itu sudah lama banget nggak dilakukan sama temen-temenku. Saat perjalanan pulang ke kost, telponku berbunyi dan ternyata jimmy nelpon, lalu bilang “happy b’day mba ijonk.” Lalu dia nyanyikan lagu happy b’day to you. Suaranya bagus banget. Aku minta link streaming radio dia siaran. Nyoba-nyoba kok suara yang siaran bapak-bapak, ternyata aku salah stream. Hahaha… lalu jimmy nanya “kamu mau salam buat siapa, lagu apa?” aku bilang “lagu ulang tahun aja.” Terus di nyanyiin lagi lagu “selamat ulang tahun kuucapkan, panjang umur di dalam hidupmu. Selamat ulang tahun untuk kamu.” God suaranya keren banget.  Ini surprise kelima untukku hari ini. Amazing day….
10.10.10, akan selalu kukenang dan terekam dalam ingatanku. Tanggal tercantik dalam hidupku. Banyak ucapan yang datang dari orang tua, adik-adik, dan teman-teman yang sayang sama aku. Saat nulis ini, rasanya terharu dengan semua yang terjadi hari ini. Tuhan pasti balas kebaikan kalian semua teman-teman dan keluargaku. Kalian benar-benar luar biasa. Nggak nyangka…  bener-bener kejutan yang luar biasa yang Tuhan kasih buat aku lewat kalian…. Terima Kasih Tuhan dan terima kasih juga untuk semua keluarga dan sahabat-sahabatku. Terima kasih karena menjadikan hari ini begitu special dalam hidupku…. Nggak ada kata-kata yang bisa aku ucapkan selain terima kasih….


~sasa~

Thursday, October 7, 2010

My Super Mom... Pakai Kebaya??? Erghhh..... Tidakkkk..... (Repost From My Multiply 07 Oktober 2010)

Mau cerita apa ya? Uhmm… kemarin pagi tanggal 06/10/10 seperti biasa mama tlp jam 7 pagi. Nggak ngerti deh si mama akhir-akhir ini doyan banget tlpn pagi-pagi. Beliau tau kali ya kalau saya paling susah bangun pagi, makanya ditelpon terus tuh anaknya biar bangun. Tapi please dong maaaa, itu sih kepagiannnn…. Huh… mau ngomel-ngomel nggak mungkin juga, nyokap sendiri gitu kan. Padahal saya sudah jawab dengan males-malesan karena masih ngantuk, eh dasar ibu-ibu malah ngomel suruh bangun. “ayo kak bangun, anak gadis mana ada bangun siang. Mama aja sudah bangun dari jam 5 tadi.” Erghhh… biar sudah jauh dari beliau tetap aja ya kena omel. Hahaha… Alhasil saya jadi bangun, mau nggak mau karena kalau sudah bangun susah buat tidur lagi. Di telpon si mama nanya soal kebaya, bayar pelepasan dan wisuda, dan segala tetek bengek menjelang wisuda saya dan saat beliau sama papa dan adek saya datang nanti tgl 27. Goshhh please deh ma, kan masih tgl 27 juga. Rempong aja nih mama, sayanya aja masih santai.

Siangnya saya sibuk sana sini ngurus ini itu buat wisuda, sampai akhirnya dapat toga dan undangan. Setelah itu baru sibuk nyari kebaya bareng erni, theo dan Daniel. Ternyata yang namanya kebaya itu mahalllllll…. harganya bisa saya pakai buat ke karimun jawa 2 kali atau travelling kemana gitu. Males banget deh, bisa nggak sih wisuda nggak pakai kebaya?? Pakai jeans sama baju kerah atau T-Shirt aja? Hahaha sumpah deh males banget saya pakai-pakai kayak gitu. Bukannya nggak suka, cuma repottttt…. Tapi lagi-lagi si mama yang ngomel-ngomel tiap saya bilang “bisa nggak sih ma kalau nggak pakai kebaya?”. Beliau jawab “ya mana bisa, mana ada orang wisuda nggak pake kebaya. Nggak udah pakai baju aja sekalian” Jederr……… (tenang jawaban nyokap itu sambil bercanda kok)  Sudah sibuk nyari-nyari kebaya sana sini terus laporan lagi ke mama. “ma harganya segini, itu sama ini itu. Pake anu dan inu. Jadi totalnya segitu.” Ehhh beliau langsung pidato panjang lebar di telpon. “kok bisa segitu sih kak, mahal banget. Nggak usah aja kalo gitu, beli jadi aja. Setau mama nggak segitu deh. Coba cari lagi ditempat lain.” Ngeksss… padahal saya sudah keliling kesana kemari tetap aja beliau masih nyuruh nyari lagi. Adek saya si Theo yang nemenin nyari yang tadinya senyum lebar sudah sampai mengkerut gitu senyumnya , tapi sama mama masih disuruh nyari lagi??? Busyet dahhh…. Mau cari kemana lagi coba. Dasar ibu-ibu kalau belum dapet seperti yang mereka mau kayaknya belum puas aja gitu. Eitsss sebenarnya saya mau cerita apa sih? Kok jadi nyeritain nyokap saya? Hahaha biarlah ya, biar eksis dikit gitu mama saya. Begitulah mama saya, pasti kurang lebih sama deh dengan mama-mama kalian.

Pastinya kalian setuju kalau yang namanya mama itu orang yang paling perhitungan tapi paling super dalam keluarga? Mereka perhitungan karena banyak yang harus dipikirkan matang-matang. Hebat lho mereka bisa mikir banyak hal dalam satu otak kecil mereka. Makanya beruntunglah kita para perempuan karena nantinya akan jadi seperti mereka. Buat para pria? Jangan ngambek, nanti ada cerita edisi pria…. Tunggu ya…. 


Finally Berkebaya Juga




~sasa~

Empek-Empek Bumbu Madu?? Emank Ada?? (Repost From My Multiply 04 Oktober 2010)

Empek-empek bumbu madu?? Pasti kalian bertanya-tanya ada ya makanan kayak gitu?? Enak nggak sih?? Gimana rasanya? Bukannya pake cuka ya?? Sebelumnya aku ketawa dulu dah (15 menit megang perut sambil ngakak guling-guling dilantai) *mulai lebay lagi deh*

Jadi gini, kemarin tgl 3 oktober 2010 pagi ada salah satu anak kostku yang baru balik dari Palembang. Wow Palembang?? Bawain empek-empek donggg… pasti kita bakal bilang gitu kan kalo kita punya temen sesame perantauan yg asalnya dari Palembang. Apalagi kita anak kost kan ya? Sukanya oleh-oleh yang gratisan… (hayo kalian yang ngekost pada ngaku, kalo nggak ngaku aku jitak lho *maksa* hahaha. Berhubung aku seharian tidur, siangnya dhea (adek kostku) ngetuk2 kamar beberapa menit sampai aku buka, terus dia bilang “kak, ada empek-empek dari mbak galeh tuh di kulkas.” Terus aku bilang “heh empek-empek?? Serius??” (maklum anak kost, setuju dong kalo denger nama makanan khas suatu daerah pasti langsung melek. Padahal tadinya ngantuk banget) hahaha. Nah terus selesai dhea bilang ininya disini, itunya disitu, masaknya pakai ini, dan ininya dipake aja. Dia langsung balik ke kamarnya lagi. Sorenya lupa deh aku masak itu empek-empek karena seharian belum makan nasi jadi yang kepikiran di otakku adalah nasi tempe telur bakar di warung pak pojok. Setelah selesai makan di warung itu, eh perut ternyata udah kenyang banget jadi males dah ngemil-ngemil mpek-mpek walaupun sebenarnya dah ingat kalo ada empek-empek di kulkas (aslinya sih pengen yg langsung makan aja tanpa gorang goring lagi *dasar malas*).
Seharian tuh empek-empek dianggurin dalam kulkas tanpa tersentuh, akhirnya sore tgl 4 oktober 2010 sambil nunggu hujan berhenti karena rencana aku dan yudith mau cuci mata ke amplaz, kusentuh juga tuh empek-empek dan kugoreng. Aku bagian goring-menggoreng sedankan shelly bagian potong memotong karena bentuk empek-empeknya masih bulat panjang jadi perlu di potong kecil-kecil lagi. Selesai kami berdua berlagak ala Farah Quinn di dapur kecil nan kotor kost kami, saatnya kami mencampurnya dengan bumbu/kuah empek-empeknya. Cari-mencari di kulkas tapi tetep gak ketemu kuahnya, akhirnya aku saranin shelly buat nanya ke dhea dimana kuah empek-empek itu. “kak dhea bumbu empek-empeknya dimana?” gitu is isms shelly ke dia, tringgg balasan dhea masuk “dikulkas dalam botol kayak aqua yang warnanya hitam”. Akhirnya kami mencari lagi, dan ketemu dirak pintu kulkas botol dan warna yang seperti dhea jelakan di smsnya. Kami buka tutup botol dan menciumnya, baunya kayak bauk alcohol. Shelly sms ke dhea lagi untuk menyakinkan, dan jawaban dhea tetap sama “iya itu yg botol aqua warna hitam”. Okies ini sudah kedua kalinya dhea bilang gitu, yakinlah kami kalau itu bumbu empek-empek yang dimaksud dhea. Dengan keyakinan yang sebenarnya nggak sepenuhnya kami tuang bumbu itu, dan cairan itu kental, rasanya manis. Kami cicipi, rasanya aneh tapi kami berdua mencoba tetap yakin seperti itu rasanya. Kebetulan zara turun dari atas mau ke teras depan, melihat kami icip-meicip. Dia ikutan mencicip. “wah apa tuh mba? Empek-empek ya?” aku jawab “iya nih zara, tapi bumbunya kental gitu, coba deh rasa.” Zara pun ikut rasain. “kak zara ini madu bukan sih?” zara mencicipi satu dua potong “iya ini kayak rasa madu, aneh gitu rasanya. Memang nggak ada bumbunya lagi ya?” aku dan shelly menyahut “nggak ada, cuma itu aja di kulkas. Kata dhea dibotol aqua dan warnanya hitam. Nah yang ada dikulkas cuma itu.” Antara setengah yakin dan nggak, zara pun ikut mengiyakan itu mungkin bumbu empek-empek rasa manis yang baru. Okies keyakinan kami bertambah walau belum sepenuhnya. Kami bawa masuk ke dalam kamar shelly hasil racikan kami itu, lalu kami makan bertiga dengan yudith. Yudith pun merasakan yang sama kalau itu sebenarnya madu dan bukan bumbu/kuah empek-empek yang sebenarnya. Tetapi kembali lagi kami berpatok pada sms dhea tentang botol aqua dengan warna hitamnya. Makan sedikit demi sedikit, beberapa menit kemudian shashie ikut turun dan mencicipi. Shashie juga nggak yakin itu bumbu/kuah empek-empek tapi tetap aja kami semua memakannya. Sampai keyakinan kami sebelumnya luntur karena rasanya benar-benar makin aneh. Akhirnya shashie menawarkan diri untuk bertanya pada galeh, si empunya oleh-oleh itu. Sesaat kemudian shashie balik sambil nyengir lebar “ini lho bumbunya, bukan yang di kulkas. Berarti itu benar madu.” dan aku pun nyeletuk “berarti kita makan empek-empek bumbu madu dong tadi?” sontak kami semua langsung ketawa ngakak, bodoh banget sih kita nggak bisa bedain madu dengan bumbu empek-empek. Karena merasa tertipu dengan madu di botol aqua itu akhirnya aku menggoreng setengah empek-empek lagi untuk kami makan rame-rame dengan bumbu empek-empek yang sebenarnya. 

Benar-benar sore yang menggelikan, dan empek-empek dengan bumbu madu?? Hahaha not bad lha ya…. Padahal info dari zara saat dia mencicip empek-empek itu adalah “bukannya madu yang dikulkas itu sudah lama ya mba, dari tahun berapa itu.” Jederrrr….. mudahan nggak ada apa-apa deh dengan perut karet kami *semoga* hahahaha. Buat kalian yang baca tulisan ini, jangan tiru kami. Lain kali mendingan pastikan dulu deh sama si empunya oleh-oleh mana bumbu yang sebenarnya. Jangan sampai ada empek-empek bumbu madu part 2 ala kalian. Hahaha…. Tapi seru karena semua yang menggelikan dan hal konyol kita lewati bersama orang-orang terdekat. Have a nice day guys 

~sasa~

Malam Minggu Yang Panjang Bersama Teman-Teman..... (Repost From My Multiply 03 Oktober 2010)

Malam minggu nih. So?? Sebenarnya buatku malam minggu nggak gitu penting sih, sama dengan malam-malam lain. Mungkin bedanya adalah karena besoknya libur, nggak ada sekolah, kuliah dan kerja. Karena minggu adalah waktunya mengistirahatkan diri dari penatnya kegiatan kita selam seminggu. Makanya malam minggu terkesan special. Ada apa dengan malam minggu sampai aku mau bagi cerita itu disini? Nah ini dia  ceritanya eng ing eng *dengan backsound horror* lhooo kok horror sih?? Ganti ganti…. *backsound kartun*
Jadi pada suatu hari, lhooo… bukan bukan… jadi gini… lhooo kayak curhat. Okies kita mulai serius deh. Malam minggu tadi, tanggal 2 dihari kedua awal  bulan oktober 2010 banyak hal yang antara bad day dan good day buatku tapi disini aku mau cerita yang good daynya aja.  Asal muasal ceritanya brawal dari seharian nemenin temenku ke prambanan dan book, jadi tukang foto buat temenku yang memang datang jauh2 dari samarinda buat liburan di jogja. Waktu di prambanan aku dapat telepon dari shashie yang ngabarin kalau dia mau ke rumah mas iwan. Masih ingat kan kalian siapa mas iwan? Salah satu anak kopijos, apa itu kopijos? Baca aja dah dipost sebelumnya hehehe. Nah rumahnya memang biasa dijadikan basecamp kopijos, ada radio streamingnya juga disana. Karena masih ada temenku yang dari samarinda itu jadi shashie duluan berangkat kesana (tega ya dia ninggalin akyu nan imut2 ini) hahaha lebay deh. Di streams udah pada rame aja gitu ngepost kalo pada ngumpul di tempat mas iwan, dan sejujurnya aku juga ngiler sama brownies Amanda yang kintar post distream *padahal bisa beli sendiri, lebay lagi deh*. Jam 7 kurang temenku akhirnya dijemput sama saudara sepupunya buat digotong ke rumahnya karena besok dia sudah balik ke samarinda. Aku menyusul bareng dekamaste, eh dasar di deka d isms gak dibalas-balas udah gitu lama banget lagi untung ada Daniel, Erni dan Dhea yang nemenin nunggu. Setengah jam menunggu akhirnya nongol juga tuh orang. Jam 8 tit kita sampai di rumah mas iwan, langsung caw cari makan. Personil yang ada lagi-lagi genap 10 orang, ada mas iwan72, masade, darkbite, kintar, putraverika, aku, shashie, viviamelia dan joant. Sudah sepuluh belum?? Kalo belum coba itung ulang mungkin kalian yang salah hitung *lhooo* hehehehe. Tujuan pertama tempat makan kami adalah Red Point, dan ternyata penuh (malam minggu sih). Tujuan kedua kami adalah Waroeng Steak, dan penuh juga. Tetapi karena sudah males ya nyari tempat lain lagi, dan jujur aja aku laper banget saat itu karena dari siang belum makan *diet gitu ceritanya* hahaha. Untung aja ada yang keluar akhirnya kami bisa masuk dan ngetag tempat. Mulai mesan dan makan.
Ada yang menarik disana, ada seorang bule sedang makan disana juga. Lalu ada seorang pengamen ya bisa dibilang pengamen itu sudah renta. Kulitnya hitam gosong karena kena panas yang menyengat disiang hari. Bapak itu memakai peci dan baju yang bisa aku bilang layak tapi tidak layak. Perhatian kami beralih ke bapak dan bule itu yang ternyata si bule sudah mengajak si bapak yang mengamen itu untuk duduk makan bersama dia. How sweet gak sih?? Si bule juga mengajarkan si bapak tua renta itu bagaimana cara memakan steak, dan di bapak itu tertawa geli sambil memakan steak itu. Saat dia tertawa gusi-gusinya terlihat. Tidak ada gigi lagi untuk dia mengigit. Mungkin karena itu dia jadi geli dengan apa yang dia makan. Bule itu pun itu tertawa melihat bapak itu makan. Benar-benar menarik untuk dilihat, indah banget gak sih?? Entah ya teman-teman yang lain memperhatikan atau nggak, tapi itu satu hal yang menarik hatiku malam itu dan buat aku pengen nulis dalam blogku ini. Aku seolah ditampar aja sama bule itu, pengamen yang kadang aku kasih receh dapat dihargai dengan begitu manusiawi oleh orang yang bukan 1 negara denganku. Mungkin alasan kita adalah duitnya kan banyak, tapi buat aku bener juga kenapa aku nggak pernah berpikir seperti bule itu. Apalagi bapak tua pengamen itu mengamen dengan menggunakan alat musik tradisional dengan menyanyikan lagu-lagu jawa. Apa aku begitu sombong sampai nggak pernah berpikir seperti bule itu?? Ya itu satu pelarajan hidup buatku malam itu. Aku masih harus banyak belajar lagi. Melihat dan belajar dari orang lain yang dapat memberikan nilai tambah padaku tentang hidup dan rasa peduli dengan orang lain, siapa pun itu.
Sekarang kembali ke malam minggu bersama teman-teman kopijos. Makan, cerita dan foto-foto. Giliran bayar pada bingung dah. Akhirnya diputuskan bayar sendiri-sendiri langsung ke kasir, sampai kasir eh si kasir jadi kebingungan sendiri. Sabar ye mas kasir. Terus selesai semua urusan bayar membayar akhirnya kami kembali ke rumah mas iwan…. Eng ing eng…. Waktunya shashie dan viviamelia siaran…. Kalau shashie sih emank dasarnya seneng ngomong jadi gak habis-habis ngomongnya… ada aja yang dia omongin… batre full kayaknya dia malam itu *piss saso*. Sampai jam setengah 12 kami pamit pulang ke rumah masing-masing. Si shashie pake acara ketinggalan hape jadi balik lagi ke rumah mas iwan, terus motor pake acara mogok karena bensinnya habis. Dorong deh kita berdua…. Bener-bener malam minggu yang panjang kalau bisakita habiskan rame-rame dengan teman-teman kita. Malam minggu nggak harus berduaan aja sama pacar kan? 

~sasa~

Festival Layang-Layang Parangkusumo Yang Berakhir Dengan Perjalanan Yang Tak Terlupakan Bersama Teman-Teman Kopijos (Repost From My Multiply 03 Oktober 2010)

Minggu tanggal 18 september 2010, rencana pada hari itu mau nengok festival layang-layang bareng anak2 kopijos.  Itu 2 hari setelah aku sampai di jogja lagi setelah kedukaan kemarin. Aku pikir gpp kali ya mulai menikmati hari-hariku di jogja lagi, walau mungkin sekarang seperti ada yang kurang tapi apa pun yang kita alami harus kita hadapi bukan?? Okies…. Kayaknya jadi curcol deh, padahal yang ingin aku ceritakan bukan tentang perasaan kehilangan itu karena sudah aku ceritakan di post sebelumnya.
Kali ini aku mau cerita tentang perjalanan ke pantai parangkusumo, dimana festival layang-layang diadakan. Rencana perginya jam 8 pagi, tapi berhubung aku nggak bisa bangun pagi jadi ikut nyusul sama joant dan viviamelia. Pasangan baru di kopijos *suit suit, kepo banget ye gw*. Okies lanjut, jadi ceritanya kita mau nyusul nih ke pantai parangkusumonya, kita ngikut joant dan vivi karena kita mau pake motornya vivi. Kita yang aku maksud disini adalah aku dan shashie. Jam setengah 10 joant dan vivi sudah nangkring aja gitu depan kost, dan kami berdua (aku dan shashie) masih sibuk siapin ini itu karena baru bangun. Nah kalian percaya kan kalo aku memang gak bisa bangun pagi (jangan diketawain). Sudah selesai kami siap-siap dan kami pun ready untuk berangkat tapi sebelumnya kita mampir dulu ambil tripod di rumah temennya shashie. Temen?? Oupsss udah ah ntar diamuk sama shashie kalo dlanjutin… piss shashie. Ternyata mas iwan dan yang lain belum berangkat, masih nungguin kami. Akhirnya kami menuju rumah mas iwan buat ngumpul dan berangkat bareng ke pantai parangkusumo. Setelah muter-muter belok kiri dan kanan akhirnya nyampe juga nih dirumah mas iwan secara aku dan shashie belum tau rumah mas iwan. Sampai disana nggak pake nunggu lama lagi kami langsung berangkat, jumlah kami yang berangkat waktu itu ada 7 orang. 
Perjalanan ke pantai parangkusumo bantul itu sebenarnya gak jauh tapi jalannya yang lurus bikin perjalanan itu terkesan jauh dan lama. Setelah kurang lebih 1 jam sempat mampir dipinggir jembatan nunggu harry, akhirnya jumlah kami genap jadi 8 orang. Sampai di pantai parangkusumo banyak banget layang-layangan yang diikutsertakan dalam lomba.  Ada layangan kodokkk lhooooo warnanya hijau gituuuu *langsung heboh* maap ye pembaca. Lanjut!! Foto sana sini, bergaya gini gitu, lari kesana kemari, loncat naik turun. Akhirnya capek juga, ngungsi deh kita ke pantai depok karena kita kelaperan. Milih-milih ikan terus cerita-cerita sampai akhirnya makan. Semua perjalanan yang aku ceritakan mungkin terkesan biasa-biasa aja dan buat aku yang jalanin waktu itu juga biasa-biasa aja. Jujur aja dalam hati aku bilang “gini doank?? Biasa bangettt” tapi seneng juga karena jalan-jalan Cuma masih terkesan biasaaa bangettt.
Sampai akhirnya saat kami mau balik ke jogja, sepertinya mas iwan kontak-kontakan dengan salah satu anak kopijos juga yang biasa dipanggil momo. Janjian ketemuan, lagi-lagi di pinggir jembatan dimana kami nunggu harry diawal perjalanan kami. Aku sempat beli serabi, tapi jujur nggak enak serabinya hehehe maaf ye mbah. Sebenarnya beli juga karena kasian sama mbahnya yang jual. Amal dikit gpp ye *angel* hehehe :P. Nunggu beberapa menit akhirnya datang juga yang kami tunggu. Petualangan pun dimulai, kami dibawa menuju jalan sempit yang menanjak dan sepi, kadang beraspal kadang becek karena lumpur sampai kami harus mendorong motor yang kami tumpangi, disebelah kanan kami jurang. Sebelah kanan kami memang jurang tapi pemandangan dibawah sana indah luar biasa. Semakin menanjak semakin banyak yang kami lihat dari atas. Sawah, sungai, dan laut. Bisa kalian bayangkan?? Mungkin nggak ya, kalian benar-benar harus melihat sendiri kesana. Disebelah kiri kami tebing-tebing yang tinggi dan jujur saja menurutku tebing-tebing itu indah walau jalan yang kami lalui agak sedikit menyeramkan, banyak pepohonan dan sepi. Sepanjang jalan kata-kata yang aku keluarkan adalah “Gila ini tempat, keren keren. Sumpah keren banget. Gila bagus banget”, dan itu bukan hanya aku saja tapi semua yang ikut dalam perjalanan itu pun berkata dan berpikir hal yang sama. Itu baru dalam perjalanan belum sapai pada spot yang kami tuju. Jalan berkelok-kelok. Untung aja shashie jago jadi kami benar-benar bisa melewati jalanan-jalanan yang cukup sulit itu. Beberapa menit kami berjalan akhirnya sampai juga kami pada spot pertama yang kami tuju. Aku hanya bisa berucap syukur dalam hati, luar biasa Tuhan dengan ciptaannya yang luar biasa di depan mataku ini. Ini benar-benar luar biasa, amazing place. Pertama kali aku bisa lihat rumah penduduk, sungai, sawah, dan laut serta mentari yang mulai turun di satu tempat yang mungkin dulu hanya ada dalam imajiku. Tapi kini aku bisa melihatnya langsung, nggak pernah aku bisa bayangkan aku bisa berada disana. Sekitar 15 menit kami berhenti menikmati indahnya alam ciptaan Tuhan yang luar biasa di kota Jogja itu dari ketinggian, kami lanjut lagi jalan menuju spot berikutnya.
Kami sempat tertinggal menuju ke spot berikutnya karena jalan yang makin sulit. Sempat menunggu sekitar 10 menit kurang di dekat penginapan, lalu kami lanjut berjalan lagi setelah penunjuk jalan kami a.k.a momo menunggu kami dipertigaan bawah. Ini spot kedua, kami sudah masuk ke jalan aspal tebal dan tidak ada jalan yang becek dan belumpur lagi. Berbelok-belok dikit dan menanjak dikit akhirnya kami sampai juga di spot kedua. Teman-teman lain sepertinya kebelet pipis mungkin karena perjalanan kami yang luar biasa. Lucu juga kembali membayangkan perjalanan seru kami itu. Setelah semua teman-teman sudah menyalurkan hasrat ingin vivis mereka, kami masuk ke jalan setapak dipinggir tebing, menaiki tangga-tangga pendek dengan jumlah yang lumayan. Pemandangan diatas benar-benar luar biasa, nggak kalah luar biasa dengan spot pertama. Lagi-lagi aku berucap syukur dalam hati karena alam ciptaan Tuhan didepan kami. Matahari mulai turun walau mendung tetap terlihat indah. Disisi kanan rumah-rumah penduduk dan jalan yang dilalui kendaraan menuju pantai lalu disisi kiri laut dan samudera meluas membuat suasana sore itu benar-benar lengkap di mata kami. Bagaimana tidak lengkap, dari spot kedua kami bisa melihat panajngnya pantai parantrirtis, depok, parangkusumo, dan pantai lain dari satu tempat kami berdiri. Perjalanan melelahkan tidak kami ingat lagi karena dua spot luar biasa yang kami datangi. Tuhan benar-benar agung dengan ciptaannya yang luar biasa. Aku merasa kecil dihadapanNya. Dia benar-benar luar biasa. Tiada hentinya aku dan teman-teman lain berkata “luar biasa, amazing. Keren keren.” Nggak lupa kami foto-foto dong, maklum hasrat kenarsisan itu muncul dengan sendirinya. Hayo kalian juga pasti gitu kan. Hingga senja dan mulai berganti malam kami disana lalu pulang dengan membawa cerita serta kenangan yang tak terlupakan dama hati dan ingatan kami. Ini perjalanan luar biasa bersama teman-teman kopijos. Buat kalian yang membaca cerita singkatku ini dan bertanya-tanya tempat apa itu, dimana itu, pengen deh kesana. Nama tempat luar biasa itu adalah PARANGENDOG. Kalau kalian bertanya-tanya dan pengen kesana, hubungin aja temen-temen kopijos yang ada dalam cerita saya ini, nama-namanya sudah saya sebutkan. Apa itu kopijos? Kopijos adalah komunitas koprollers jogja solo. Salah satu komunitas yahoo koprol untuk wilayah jogja dan solo dengan adminya ardhis, kintar dan darkbite. Bagi kalian yang sudah punya id koprol bisa langsung add aja. Kalau ada waktu luang kita pasti akan jalan rame-rame dan bertualang lagi *berasa promo, hayo admin bayar aku* 
Nah segitu dulu cerita perjalanan luar biasaku kali ini. Tuhan menciptakan alam dengan setiap keindahannya, tinggal bagaimana kita melihat dan menjaga keindahan itu. Bukan hanya untuk kita tapi bagi anak cucu kita nantinya. Jaga alam kita tetap hijau teman-teman.

~sasa~